Hal lain yang menarik bahwa kedua pendapat ini (pendapat no 2 dan pendapat nomor 3) mulai bersilangan  grafiknya di tahun 2000.
Pergeseran pendapat mahasiswa Australia terkait peran tuhan dalam proses evolusi ini tampaknya tidak terlepas dari perkembangan pesat ilmu biologi molekuler dalam kurun 20 tahun terakhir ini.
Dengan menggunakan ilmu genetika molekuler para ilmuwan memiliki kemampuan untuk menelusuri proses evolusi ke belakang sampai dengan jutaan tahun yang lalu.
Bukti empiris yang didapat dari hasil analisa di laboratorium ini kemungkinan menjadi salah satu  faktor yang mempengaruhi pendapat mahasiswa akan peran Tuhan dalam proses evolusi.
Hal menarik lainnya adalah persentasi mahasiswa baru Australia yang mempercayai akan penciptaan manusia (creationism) dalam kurun waktu 30 tahun relatif  stabil dalam persentasi yang rendah.
Data hasil penelitian ini juga mendukung pendapat bahwa persentase responden yang tidak beragama juga semakin meningkat dari sekitar 16% pada thaun 1986 menjadi 30% pada tahun 2016 Â (ilhat Gambar 2)
Hasil penelitian ini mengundang pertanyaan baru apakah memang kepercayaan terhadap proses evolusi manusia sudah mengalahkan teori penciptaan manusia di kalangan mahasiswa baru Australia?
Perkembangan ilmu pengetahuan yang sedemikian cepat saat ini ternyata telah mengubah pikiran mahasiswa Australia dengan cepat juga  terkait keberadaan dan penciptaan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H