Sebaliknya diet yang mengandalkan asupan energinya 70% asal karbohidrat seperti pasta, nasi, kue, minuman bergula dll digolongkan sebagai  diet tinggi karbohidrat
Studi lain yang melibatkan 400.000 orang dari 20 negara juga menunjukkan hasil yang hampir sama.
Orang yang melakukan diet karbohodrat  rendah dan mengantikan asupan energinya dengan mengkonsumsi lebih banyak daging (sapi, ayam, domba, kambing dan babi) resiko kematian yang lebih tinggi.
Sebaliknya orang yang melakukan diet karbohirat dan menggantikan asupan energinya dari protein tanaman seperti leguminosa  dan kacang kacangan resiko kematiannya sedikit meningkat jika dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi karbohidart dengan level moderat.
Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa diet rendah karbohidrat memperpendek harapan hidup selama 4 tahun.
Dalam melakukan diet ternyata memfokuskan perhatian pada nilai gizi saja tidaklah cukup namun juga harus memperhatikan asal asupan gizinya apakah dari tanaman atau hewan.
Jika kita melakukan diet rendah karbohidrat kita perlu memperhatikan bahan makanan yang kita gunakan untuk mengganti kekurangan energinya. Â Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari dampak buruknya dalam jangka panjang.
Kekurangan  asupan energi pada diet rendah karbohidrat sebaiknya diganti dengan bahan makanan yang mengandung lemak  asal tanaman seperti advocat dan kacang kacangan dan protein  asal pruduk kedelai dan lentil.
Pada prinsipnya pola gizi seimbang dan diiringi dengan gerak dan olahraga yang cukup baik bagi kesehatan kita.
Rujukan:Satu, Dua,Tiga, Empat,lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H