Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Megalodon antara Mitos dan Kenyataan

12 Agustus 2018   07:42 Diperbarui: 12 Agustus 2018   09:08 2636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbandingan fosil gigi megalodon (atas) dengan gigi hiu putih yang hidup saat ini. Sumber: Science Photo Library

Kalau pun memangsa manusia, ukuran tubuh manusia sangat kecil dan tidak memiliki keuntungan untuk dikejar dan dimangsa jika dibandingkan dengan energi yang harus dikeluarkan untuk memburu manusia ini.

Kelangkaan Megalodon saat ini memang terkait erat dengan kelangkaan makanannya. Perubahan iklim global yang terjadi sekitar 2,6 juta tahun lalu berdampak besar pada perubahan ekosistim bumi yang tentunya berpengaruh pada ketersediaan makanan Megalodon ini.

Perubahan iklim yang sangat drastis ini mengakibatkan sekitar 36% populasi hiu, kura kura, burung laut dan mamalia laut lainnya mengalami kelangkaan.

Kondisi ekologi yang semakin memburuk inilah yang diperkirakan memicu cabang evolusi hiu raksasa ke arah hiu dengan ukuran yang lebih kecil karena lebih sukses dalam bertahan hidup dan bereproduksi ditengah tengah kelangkaan sumber makanan.

Tidak pelak lagi keberadaan film Megalodon ini membangkitkan asa bagi pelestari alam untuk memberikan kesadaran bahwa hewan laut langka pra sejarah ini walaupiun sangat sulit untuk ditemukan diperkirakan masih dapat bertahan hidup setelah melalui rangkaian peristiwa alam yang pernah menimpa bumi ini.

Disisi lain, diharapkan pengangkatan tema magaladon ini sekaligus memberikan kesadaran kepada manusia bahwa hewan yang dicap memiliki reputasi buruk sebagai pembunuh manusia ini ternyata merupakan makhluk yang rapuh dalam status mengalami kepunahan yang jika makanan tersedia tidak akan memangsa manusia.

Rujukan: satu, dua,tiga, empat,lima, enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun