Pihak Amerika memang sudah sejak lama menduga bahwa Najib melakukan pencucian uang dengan melakukan pembelian asset mewah di US dan juga lukisan ternama dunia. Pada tahun 2016 lalu misalnya pemerintah US membekukan dan menyita asset Najib di US senilai US$1 milyar.
Pemerintyah US telah mendata sebanyak 20 aset property di kawasan elit Beverly Hills di  Los Angeles dan juga  sebuah  penthouse di  New York. Lukisan Van Gogh dan Monet senilai lebih dari $200 juta diduga merupakan hasil pencucian uang ini yang disimpan di US.
Awal keterpurukanÂ
Jika semua proses hukum ini berhasil membuktikan bahwa harta Najib ini terkait dengan tindakan mega korupsi ini maka tentu saja kejatuhan Najib ini sangat menyakitkan, karena tidak saja kehilangan kursinya sebagai Perdana Menteri yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, namun juga terkait dengan harga diri dan martabatnya yang akan hancur dalam kasus korupsi ini.
Muhatir Muhamad dan Anwar Ibrahim memang  sudah menyampaikan bahwa mereka tidak akan melakukan balas dendam namun meminta Najid dapat bertanggungjawab secara hukum atas tindakan mega korupsi yang dilakukannya agar uang tersebut dapat dikembalikan pada rakyat Malaysia.
Kejatuhan suatu rezim yang telah berkuasa lama memang pada umumnya berakhir dengan tragis karena kesalahan selama berkuasa tertutup oleh kekuasaan yang melindunginya dan di ujung kekuasannya berbalik menjadi bom waktu.
Biasanya yang menikmati manisnya kekuasaan tersebut tidak hanya pimpinan yang berkuasa namun juga orang orang disekitarnya yang turut menikmati manisnya kekuasaan sehingga kekuasaanya menjadi langgeng.
Akankah Najib mengalami nasib yang sama dengan pimpinan dunia lainnya yang jatuh dan terpuruk setelah tidak berkuasa lagi? Tampaknya kita akan mendapatkan jawabannya dalam waktu dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H