Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Desa Ciburuy Dikenal Dunia Sebagai Desa "White Man"

23 April 2018   10:06 Diperbarui: 23 April 2018   17:06 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang "white man" yang ada di desa Ciburuy Jawa Barat yang diangkat oleh wartawan ABC memang termasuk unik ini dan  sangat menarik perhatian dunia karena tidak saja menarik perhatian  orang awam namun juga bagi  kalangan ilmuwan (Sumber). Desa yang  diduga memiliki angka kejadian albino tertinggi  di Indonesia ini  membuat nya menjadi terkenal di dunia.

Desa ini sebenarnya tidak terisolasi total dengan wilayah lainnya, sehingga ada terjadi juga interaksi genetik dari populasi yang berasal dari luar desa ini dan berasilmilasi dengan penduduk desa ini.  Dalam ilmu genetika populasi populasi ini dapat dikatakan sebagai populasi terbuka karena adanya migrasi populasi.

Kejadian albino di desa Ciburuy memang relatif  lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia, sehingga jika kita berkunjung ke desa ini kita akan  menemukan kejadian albino yang  cukup banyak.  Penduduk setempat  menamakan albino sebagai "Walanda Sunda"  untuk menyebutkan orang yang berkulit putih sebagai ciri khas orang albino.  

Beberapa keluarga di desa ini memang dikenal sebagai keluarga yang secaragaris  keturunan memiliki anggota keluarga yang albino.  Bahkan salah satu keluarga yang telah sangat lama menetap di desa ini secara turun menurun di dalam silsilah keluarga  memiliki anggota keluarga  sehingga dikenal  sebagai keluarga "white man" oleh wartawan asing.

Salah Satu Kejadian Albino Tertinggi di Dunia

Banyaknya kejadian pemunculan albino di desa ini menguatkan dugaan bahwa penduduk yang berpenampilan normal namun membawa gen albino yang resesif ini jumlahnya banyak, sehingga perkawianan diantara pembawa sifat albino ini ( catatan : di dalam ilmu genetika disebut  dengan carrier) membuat peluang maksimal pemunculan sifat albino  yaitu 25% sering terjadi terjadi di desa ini.

Hasil penenelian menunjukan bahwa  kejadian albino di Australia satu dari setiap 17.000 kelahiran, sedangkan di Afrika kejadian albino 1 dari setiap 5000 kelahiran. Di salah satu wilayah di kepulauan pasifik kejadian albinio nya 1 dari setiap 500 kelahiran.

Dengan membandingkan angka angka tersebut dengan kejadian albino di Desa Cuburuy diduga lebih tinggi lagi mengingat saat ini diperkirakan ada 10 orang albino di desa ini belum termasuk penduduk albino yang meninggalkan desa ini dari jumlah penduduk yang hanya beberapa ratus orang saja.

Sigma Negatif

Hidup dengan penampilan berbeda memang terkadang sangat menyulitkan dan mengundang dilema tersendiri. Anak usia sekolah di desa ini misalnya walaupun albiono sudah umum namun tetap saja seringkali  tidak luput dari bullying  baik di sekolah maupun di luar sekolah karena penampilannya yang berbeda dengan penduduk pada umumnya yang berkulit gelap.

Photo: ABC News: Phil Hemingway
Photo: ABC News: Phil Hemingway
Sigma "white man" ini juga mempengaruhi keberhasilan pendidikan, mendapat pekerjaan dan bahkan sampai dengan hal pernikahan.

Kekhawatiran akan anak anaknya yang akan menderita albino jika kelak menikah nantinya  membuat sebagian penduduk desa ini memilih tidak menikah.

Sebenarnya jika orang albino menikah dengan orang normal bukan carrier albino dapat dipastikan semua anak anaknya normal walaupun secara genetik anak anaknya ini  memang akan menjadi carrier albino.  Namun memang benar  jika seorang albino menikah dengan orang yang carrier akan meningkatkan peluang keluarga ini memiliki anak  albino. Jika orang albino menikah dengan orang albino maka dapat dipastikan anak anaknya semuanya akan albino seperti kedua orangtuanya.

Kejadian albino dalam dunia ilmu pengetahuan memang sudah lama diungkap baik keberadaannya maupun mekanisme pemunculan sifat ini. Orang yang memiliki penampilan albino tidak memiliki pigmen melanin, sehingga sebagian besar bagian tubuhnya berwarna putih sampai pink.

Dalam ilmu genetika albino seringkali digolongkan debagai kejadian detrimental yang berarti tidak menyebabkan kematian namun menurunkan kualitas hidup orang yang memiliki sifat ini.

Penduduk desa Ciburuy yang albino dalam melakukan aktivitas kesehariannya di luar rumah memang seringkali menutupi sebagian besar bagian tubunya dengan pakaian karena kulitnya sangat sensitif terhadap sinar matahari.  Demikian juga penduduk albino kerap menggunakan kacamata hitam jika keluar rumah karena penglihatannya sangat sensitif  terhadap intensitas sinar matahari.

Semoga kisah tentang albino di Desa Ciburuy ini menyadarkan kita semua bahwa albino merupakan fenomena genetik semata,  sehingga  tidak mempresepsikan bahwa orang albino berbeda dengan kita semauanya.

Kita semua adalah manusia ciptaan Ilahi yang sengaja diciptakan dan dilahirkan di dunia dalam keragaman agar dapat saling mengenal sekaligus mengagumi kebesaran illahi.

Rujukan :satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun