Sampai saat ini memang masih terjadi perdebatan dimana titik awal munculnya pandemik ini karena ada yang berpendapat titik awalnya mulai dari Eropa, namun ada juag yang beranggapan bawa titik asalnya milai dari Asia tepatnya di Tiongkok.
Korban serangan wabah flu ini memang sangat luas termasuk di dalamnya kalangan  usia muda yang biasanya tahan terhadap flu dan juga  prajurit yang pulang setelah terlibat dalam Perang Dunia I.
Pada tahun 1919 pandemik flu yang mematikan ini mulai mereda. Â Meredanya wabah flu ini diduga karena sebagian besar korban sudah meninggal dunia dan juga dugaan mulai timbulnya kekebalan bagi orang yang selamat dari wabah flu ini.
Penyebab serangan flu yang mematikan ini baru terungkap 90 tahun kemudian, yaitu  ketika di tahun 2008 ketika para peneliti berhasil mengungkapnya penyebabnya.Â
Para peneliti berhasil mengungkap bahwa paling tidak  ada 3 gen virus flu strain baru ini yang mengakibatkan rapuhnya saluran halus bronkial dan paru paru korban sekaligus memicu berkembangnya bakteri pneumonia sehingga menimbulkan dampak yang mematikan.
Sejarah kembali berulang
Menurut catatan sejarah, ternyata meredanya pandemik virus influenza di tahun 1919 bukanlah berarti bahwa serangan virus yang mematikan sudah tidak ada lagi.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini terjadi 5 kali pandemik yang mematikan, yaitu tahun 1918 yang dikenal dengan serangan virus H1N1 yang dikenal dengan Flu Spanyol,  tahun 1957 serangan virus H2N2 yang dikenal dengan Flu  Asia, pada tahun 1968 serangan virus H3N2 yang dikenal sebagai Flu Hongkong, tahun 1977 yang dikenal sebagai Flu Rusia dan pada tahun 2009 serangan virus H1N1 yang dikenal sebagai Flu Babi.
Pandemik flu yang terjadi pada tahun 1957-1958 yang memakan korban jiwa 2 juta orang di seluruh dunia. Â Pada tahun 1968-1969 dunia mencatat terjadi lagi pandemik flu yang mematikan dengan korban jiwa sebanyak 1 juta jiwa.
Pada tahun 1997 dunia kembali dikejutkan dengan merebaknya wabah flu burung H5N1 yang juga memakan korban jiwa. Â Serangan virus flu burung ini pertama kali terjadi di Hongkong dan secara cepat meluas ke Myanmar, Indonesia, Thailand, Tiongkok dan Turki.
Pada tahun 2006 badan kesehatan dunia WHO melaporkan angka kematian akibat serangan virus flu burung ini mencapai  78 jiwa dari 147 kasus yang dilaporkan.