Orangutan akan hilang dari permukaan bumi
Eksploitasi hutan secara tidak terkendali di Kalimantan dan wilayah lainnya yang diperkirakan akan terus berlanjut akan memusnahkan  45.000 orangutan yang tersisa  saat ini di Kalimantan dalam kurun waktu 35 tahun mendatang.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia adalah perluasan perkebunan sawit yang secara siknifikan menghilangkan habitat orangutan sehingga orangutan kekurangan ruang geraknya dalam mencari makanannya.
Disamping itu, cara pembakaran tanaman dan lahan dalam pembersihan di lahan gambut berkontribusi besar dalam laju kehilangan habitan orangutan di kalimantan
Terkait dengan hasil penelitian ini tentu saja Indonesia tidak dapat lagi berkilah terkait dengan semakin berkurangnya populasi orangutan yang sudah dalam status langka ini.
Kritis bagi Indonesia
Langkah strategis harus dilakukan Indonesia  terutama dengan menerbitkan berbagai kebijakan untuk mengendalikan laju penggundulan hutan dan peluasan tanaman industri di Kalimantan dan wilayah lainnya.
Kasus berkurangnya populasi orangutan baik akibat perburuan liar maupun akibat kehilangan habitatnya tidak dapat dianggap sepele lagi oleh pemerintah Indonesia karena terkait langsung dengan pelarangan penjualan produk sawit di Eropa, Amerika dan negara maju lainnya.
Dikaitkannya secara langsung produk sawit Indonesia dengan kematian orangutan justru akan memukul industri sawit dalam jangka panjang karena dianggap sebagai produk yang tidak ramah lingkungan.
Produk sawit Indonesia sudah dilabel sebagai produk tidak ramah lingkungan karena untuk memproduksinya dilakukan dengan cara  penggundulan hutan tropis sebagai paru paru dunia dan sebagai penyebab utama kematian orangutan yang dilindungi dunia.
Se piawai apapun diplomasi Indonesia di tingkat internasional sudah dapat dipastikan akan gagal menyakinkan dunia jika sudah menyangkut penggundulan hutan tropis dan kegagalan melindungi dan melestarikan satwa liar yang dilindungi.