Indonesia kembali menjadi sorotan dunia ketika baru saja laporan penelitian dengan judul"Global Demand for Natural Resources Eliminated More Than 100,000 Bornean Orangutans" dipublikasikan di salah satu jurnal ilmiah bergengsi dunia  bernama the journal Current Biology.
Hasil penelitian intensif yang dilakukan oleh gabungan peneliti internasional dari berbagai negara termasuk Indonesia ini menyebutkan bahwa sejak tahun 1999 lalu lebih dari 100.000 orangutan terbunuh.
Hilangnya habitat dan perburuan liar
Berita terbaru ini tentu saja merupakan temuan penting karena disebutkan penyebab utama terbunuhnya orangutan ini adalah penebangan hutan, Â perluasan perkebunan sawit dan pabrik kertas yang agresif di berbagai wilayah di Kalimantan.
Berita yang menghiasi media masa minggu ini terkait dengan ditangkapnya 4 orang yang 3 diantaranya adalah anggota satu keluarga sebagai pembunuh orangutan seolah menegaskan kembali adanya permasalahan besar terkait dengan kelangkaan orangutan di Indonesia terutama di Kalimantan.
Menurut para peneliti dari Maria Voigt  dari the Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology Jerman pembantaian orangutan yang terus terjadi menambah kritis status orangutan sebagai satwa langka dan dilindungi.
Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa jika terjadi konflik antara manusia dengan orangutan di wilayah perbatasan perkebunan dan habitat orangutan, maka sudah dapat dipastikan orangutan lah yang  menjadi korban.
Hasil investigasi pembunuhan seekor orangutan minggu lalu oleh pihak berwenang dimana ditemukan 130 pelet  peluru pada tubuh orangutan memang mempertegas dugaan adanya pembunuhan orangutan akibat konflik dengan manusia.
Pertanyaan yang paling mendasar terkait dengan kejadian ini adalah apakah memang orangutan harus dibunuh jika mereka memakan buah buahan  di kebun milik penduduk akibat mereka tidak dapat lagi mencari makanan di habitatnya?