Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jacob Zuma, "from Hero to Zero"

15 Februari 2018   08:26 Diperbarui: 15 Februari 2018   09:00 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zuma (ketiga dari kiri) bersama Mandela tahun 1993. Photo: qzprod.files.wordpress.com

Keberhasilan Zuma menjadikan dirinya sebagai orang yang teraniaya ternyata cukup berhasil karena 2 tahun kemudian Zuma berhasil merebut kursi presiden ANC dengan memanfaatkan isu buruh dan pekerja. Karirnya terus menanjak sampai akhirnya terpilih sebagai presiden Afrika Selatan tahun 2009.

Setelah menjadi presiden inilah karir politik Zuma mulai meredup karena dia gagal memperlihatkan kepemimpinannya untuk membawa Afrika Selatan keluar dari berbagai permasalahan termasuk tingginya tingkat pengangguran dan inflasi. Selama pemerintahan  Zuma, Afrika Selatan memang berjuang untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomiannya.

Banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa Zuma selama menjadi presiden lebih banyak memikirkan kepentingan dirinya sendiri saja. Selama pemerintahannya Afrika Selatan memang terpuruk akibat peningkatan angka pengangguran sebesar 22-28%.  Disamping itu utang negara terus bertambah tidak terkendali.

Tekanan dari masyarakat. Photo: qzprod.files.wordpress.com
Tekanan dari masyarakat. Photo: qzprod.files.wordpress.com
Ketidakmampuan Zuma mengelola negara ini tidak terlepas dengan kasus korupsi yang melanda pemerintahnnya dan kesalahan pengelolaan negara. Akibat prestasi buruknya ini Zuma tidak saja akhirnya menjadi musuh masyarakat, namun juga dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab dalam penurunan pamor dan popularitas partai ANC.

Skandal korupsi yang melanda Afrika Selatan di bawah pemerintahan Zuma ini membuat perbedaan kesejahteraan rakyat semakin melebar. Dari hasil studi Oxfam 10% pendapatan kelas atas mencapai 50% dari seluruh gaji pekerja di Afrika Selatan.  Di lain pihak 50% dari pendapatan pekerja kelas bawah hanya mencapai 12% dari total gaji.

Jika dibandingkan pendapatan orang kulit putih dengan orang kulut hitam, maka jurang perbedaan ini terlihat sangat lebar. Pada umumnya pendapatan orang kulit putih 5 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan rataan pendapatan orang berkulit hitam.

Berikut sepintas informasi singkat perjalanan kakir Jacob Zuma yang dikutip dari Boomberg :

  • Nama Lengkap : Jacob Gedleyihlekisa Zuma
  • Tangal lahir : 12 April 1942
  • Karir Politik:  Sosialis dan masuk dalam lingkaran kekuasaan melalui dukungan buruh dan partai komunis.
  • 1959 -- bergabung dengan ANC, beberapa lama kemudian ditangkap dan dipenjara selama 10 tahun bersama Nelson Mandela
  • 1975-1990 -Menjadi perwakikan ANC Mozambique karena keberadaan ANC dianggap illegal saat itu.
  • 1990-1994 -- Kandidat ANC untuk perwakilan daerah KwaZulu Natal
  • 1994-2005 -- Wakil Presiden Afrika Selatan
  • 2005 -- Dipecat President Thabo Mbeke atas kasus korupsi tekait pembelian persenjantaan militer.
  • 2008 -- Tuduhan korupsi dibatalkan dan dikembalikan statusnya
  • 2009- Presiden Afrika Selatan
  • 2016 -- Pihak aparat hukum menyelidik dan menemukan kasus  korupsi terkait pembangunan dan renovasi rumah pribadi dengan menggunakan uang pajak
  • Agustus  2017 -- Mosi tidak percaya diluncurkan namun Zuma masih  bertahan dengan menang tipis 198 banding 177
  • October, 2017 -- Mahkamah Agung membatalkan keputusan pengadilan tinggi dan menyatakan Zuma terlibat korupsi.

Perjalanan karir Zuma memang penuh kontrovesi, namun di akhir karirnya peninggalan Zuma akan lebih dikenang adalah sosoknya yang  oportunis populis,  pemerintahannya yang diwarnai korupsi, serta sebagai sosok pelanggar aturan dan undang undang.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun