Tidak banyak yang mengetahui bahwa ketidak samaan gender atau yang dikenal sebagai Gender Inequality ternyata tidak hanya terjadi dalam dunia politik, bisnis dan kedokteran saja, namun juga terjadi dalam dunia olahraga.
Jika kita amati data yang dikeluarkan oleh Forbes terkait pendapatan atlet top dunia, maka kita akan menemukan fakta bahwa memang atlit wanita dari segi pendapatannya berada jauh di bawah pria.Â
Dari 7 atlit berpendapatan kelas atas dunia, 6 di antaranya ditempati oleh atlit pria, yaitu Cristiano Ronaldo (US$ 93 juta), LeBron James (US$ 86,2 juta), Lionel Messi (US $80 juta ), Roger Federer (US $64 juta), Kevin Durant (US 60.6 juta). Sebagai perbandingan pendapatan Serena Williams hanya mencapai US$ 27 juta.
Serena Williams ternyata merupakan satu satunya atlet wanita yang masuk ke dalam kelompok 100 atlit berpendapatan paling tinggi di dunia.
Nick Kyrgios yang salah satu petenis top pria Australia menerima hadiah sebesar $83.650 dari kemenangannya di Brisbane International sedangkan Julia Goerges petenis wanita hanya mendapatkan hadiah sebesar $43.000 di Auckland padahal kelas kejuaraannya sama.
Petenis wanita top dunia tahun lalu Simona Halep berhasil mengumpulkan uang sebesar US$ 1,5 juta. Angka ini jauh di bawah uang yang didapatkan oleh Roger Federer yang menempati rangking 2 petenis top dunia yaitu sebesar US$ 58 juta.
Bias gender ini semakin parah jika dilihat dari pendapatan atlit golf. Pegolf pria Mackenzie Hughes yang hanya menempati rangking 143 dunia mendapatkan uang tahun 2017 lalu sebesar US$2,30 juta, sementara pegolf wanita rangking 2 dunia Sung Hyun Park hanya mendapatkan uang sebesar UD$2,34 juta.
Bahkan data menunjukkan bahwa pendapatan caddie pegolf Dustin Johnson yang saat ini merupakan pegolf top dunia ternyata melebihi pendapatan pegolf wanita top dunia.
Di dalam dunia sepak bola bias gender ini bahkan tampak lebih parah lagi. Cristiano Ronaldo sebagai pemain top dunia pria meraup pendapatan sebesar US$93 juta pada tahun 2017 yang angkanya sangat jauh dengan pendapatan pemain sepakbola wanita top dunia Alex Morgan yang hanya mendapatkan sebesar US$3,5 juta.
Mengapa hal ini terjadi?
Dunia olahraga professional memang tidak pernah lepas dari sponsor. Bagi sponsor memang uang yang diberikan kepada atlit yang disponsorinya haruslah menguntungkan dan mendatangkan hasil yang lebih besar. Tidak dapat dipungkiri bahwa cabang olahraga seperti sepak bola, crikets, golf dan tennis memfokuskan pada atlet pria karena akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar dari uang sponsornya.
Tidak hanya sponsor, ternyata media seperti TV memang tidak dipungkiri lebih berminat untuk memberitakan dan menyiarkan pertandingan atlet pria jika dibandingkan dengan atlet wanita untuk mendapatkan uang iklan dari sponsor pertandingan.
Di samping itu banyak juga orang yang beranggapan bahwa olahraga adalah dunia kaum pria. Hal ini dicerminkan dengan jumlah penonton yang lebih banyak pada ajang olah raga pria dibandingkan dengan ajang olahraga wanita.
Dalam dunia bisnis peralatan olahraga seperti pakaian dan pernak pernik lainnya pun memang lebih banyak memfokuskan pemasarannya untuk kaum pria karena lebih menguntungkan. Jadi memang bias gender dalam dunia olah raga ini terjadi bukan semata mata ditentukan oleh faktor gender semata, namun dipengaruhi oleh faktor lainnya terutama oleh bisnis.
Akankan ada perubahan?
Banyak kalangan kini mulai menyadari bahwa ketimpangan penghargaan antara atlet pria dan wanita ini seharusnya tidak terjadi. Kalaupun memang dibedakan selayaknya perbedaan ini tidak terlalu jauh seperti yang terjadi saat ini.
Upaya untuk menyempitkan gap penghasilan atlit  pria dan wanita ini memang sudah mulai dilakukan, namun pada kenyataannya sampai saat ini  hanya ada 9 dari 44 cabang olah raga paling top di dunia yang memberikan penghargaan yang hampir sama antara atlet pria dan wanita.
Data menunjukkan bahwa sekita 10 tahun yang lalu kejuaraan tenis dunia Wimbledon memulai penyetaraan penghasilan antara juara tenis pria dan wanita. Demikian juga kejuaraan tennis Australia Open yang sedang berlangsung saat ini  akan memberikan hadiah sebesar US$ 3,2 juta untuk masing masing  pemenang pria dan wanita
Upaya penghilangan bias gender yang telah dilakukan memang sedikit demi sedikit mulai menunjukan hasil, namun selama dunia olah raga professional masih terkait erat dengan dunia bisnis, maka tampaknya upaya untuk menghilangkan bias gender penghargaan kepada atlet pria dan wanita akan memerlukan waktu yang lama.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H