Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Bunga Menaklukan Dunia

16 Januari 2018   19:27 Diperbarui: 16 Januari 2018   22:19 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba kita merenung sejenak dan membayangkan bagaimana wajah dunia ini jika tidak dihiasi oleh warna warni bunga. Dunia tentunya terlihat   suram bukan?  Mungkin juga sebagian  dari kita tidak dapat menyatakan cintanya tanpa adanya bunga.

Darwin yang disebut sebut bapak evolusi duniapun kebingungan ketika menemukan fenomena tanaman berbunga yang  dapat menguasi bumi ini seperti yang kita saksikan saat ini.  Data empiris memang menunjukkan bahwa tanaman berbunga atau yang dikenal dengan angiosperms ini proporsinya mencapai 90% dari seluruh jenis tamanan yang ada di bumi ini.

Pertanyaan yang terus berkecamuk di kepala Darwin termasuk ilmuwan lainnya adalah mengapa tanaman berbunga ini sedemikian cepatnya menguasai bumi ini, padahal ratusan juta tahun yang lalu bumi ini hanya ditumbuhi oleh tanaman dan perdu yang tidak memiliki bunga ?

Darwin menyebut fenomena ini dengan "abominable mystery"  yang tentu saja sebagian dari fenomena ini bertentangan dengan teori evolusinya terutama yang menyangkut dengan kecepatan proses evolusinya.

Angiosperms tanaman berbunga meliputi proporsi 90% dari jenis tanaman yang ada. Photo: biodiversitybasics.files.wordpress.com
Angiosperms tanaman berbunga meliputi proporsi 90% dari jenis tanaman yang ada. Photo: biodiversitybasics.files.wordpress.com
Ratusan juta tahun yang lalu  sebelum kemunculan tanaman berbunga  dapat  bumi digambarkan bumi tidak bergairah dan terasa hambar  karena tidak ada warna warni bunga yang menghiasinya mengingat semua tumbuhan dan perdu  yang bisa hidup di bumi ini umumnya hanya berwarna  hijau ataupun warna suram lainnya.

Catatan paleontology menunjukkan bahwa bunga pertama kali muncuk di bumi ini sekitar 150 juta tahun yang lalu.  Sejak itu berdasarkan ukuran waktu evolusi, tanaman berbunga berkembang dengan pesatnya hingga menguasi bumi seperti yang kita saksikan saat ini.

Pertanyaan yang paling mendasar terkait dengan fenomena ini adalah mengapa tanaman berbunga berevolusi dan  berkembang biak dengan sangat cepat padahal sangat sedikit  makhluk hidup lainnya perkembangan evolusinya dapat menyamai kecepatan evolusi tanaman berbunga ?

Para peneliti dari Yale University akhirnya dapat menguak misteri ini ketika mereka mempublikasikan hasil penelitian pada tanggal pada tanggal 11 Januari 2018 lalu di Jurnal ilmiah PLOSBiologi.

Kunci kesuksesan tanaman berbunga menguasai bumi ini ternyata terletak pada kemampuannya untuk mengurangi jumlah genome nya.  Genome ini merupakan pasangan kromosom yang di dalamnya ada cetak biru kehidupan yaitu DNA. Dengan cara mengecilkan ukuran genome nya  yang ada di dalam inti sel inilah  tanaman dapat memproduksi sel dengan ukuran yang lebih kecil.

Pengecilan ukuran sel ini sangat berarti bagi tanaman karena dengan cara tersebut memungkinkan tanaman menangkap  karbon dioksida yang lebih banyak dan juga karbon dari proses fotosintesis.

Dengan adanya proses ini memungkinkan tanaman menggunakan sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Tanaman berbunga ternyata dapat memadatkan jaringan dan juga pori pori pada daun agar dapat memaksimalkan produktivitasnya

Strategi evolusi yang diterapkan  oleh tanaman berbunga inilah yang memungkinkan tanaman berbunga dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat jika dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.  Jadi bunga tidak saja terlihat cantik, namun  ternyata bunga juga pintar bukan?

Kini dunia dihiasi  dengan warna warni bunga yang menyejukkan, mendamaikan hati dan membuat kita semua berbahagia.  Oleh sebab itu,  ketika hati kita sedang berbunga bunga, maka ingatlah bahwa warna warni bunga turut memiliki andil dalam sepenggal kebahagiaan kita.

Rujukan:  Satu, Dua,Tiga, Empat, Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun