Dunia ilmu pengetahuan heboh ketika pada tahun 1996 domba hasil kloning sel somatik pertama dunia berhasil dilahirkan dalam keadaan normal dan hidup sampai usia 6,5 tahun.
Sebelum kelahiran domba Dolly, secara teoritis kloning dengan menggunakan sel somatik dianggap tidak mungkin dilakukan, karena sel somatik memang dalam keadaan diploid dan sudah memiliki memori.
Artinya jika sel somatik (sel tubuh) yang ada dalam keadaan diploid (2n) jika rusak dan mengalami regenerasi akan tumbuh menjadi sel yang memiliki fungsi sama dengan sel aslinya.
Dalam proses kloning domba Dolly, para ilmuwan menggunakan sel diploid yang diambil dari ambing domba. Selanjutnya dengan menggunakan kejutan listrik, sel yang sudah memiliki memori sebagai sel ambing ini kehilangan memorinya dan berubah fungsinya sebagaimana  sel seperti ketika terjadi pembuahan yaitu ketika sel spema bertemu dengan sel telur dan berkembang menjadi zygote.
Secara teoritis dugaan bahwa domba Dolly mengalami osteoarthritis memang masuk akal, karena sel yang digunakan sebagai bahan kloning merupakan sel dari domba dewasa yang sudah masuk fase dewasa dan mulai mengalami awal penuaan.
Anggapan domba Dolly mengalami penyakit osteoarthritis memang menjadi isu penting dalam dunia kloning, karena jika hal ini memang benar tejadi maka akan menjadi kendala yang cukup besar bagi individu hasil kloning dalam hidupnya karena akan mengalami masalah dalam hal kesehatan.
Menurut catatan domba Dolly disuntik mati diusianya 6,5 tahun setelah mengalami tanda tanda percepatan penuaan termasuk adanya gejala osteoarthritis.
Pada tahun 2001 domba Dolly memang mulai tampak pincang ketika berjalan dan saat itu didiagnosa mengalami osteoarthritis berdasarkan hasil analisa X-ray persendiannya dan diberi pengobatan anti inflammatory.
Sayangnya rekam medis berupa hasil X-ray persendian domba Dolly sudah hilang dan tidak dapat dipelajari kembali kasusnya. Namun untungnya kerangka domba bersejarah ini berhasil diawetkan dan disimpan sampai sekarang.
Dengan menggunakan X-ray para peneliti dari University of Sydney, University of Nottingham dan the University of Glasgow kembali melakukan pengamatan pada tulang domba Dolly dan juga domba hasil kloning lainnya untuk melihat apakah memang ada tanda tanda osteoarthritis pada domba hasil kloning seperti yang diduga sebelumnya.
Pada domba Morag yang merupakan domba termuda yang dikloning dari domba Megan ternyata tidak menjunjukkan tanda tanda osteoarthritis.
Domba Dolly memang berdasarkan analisa memang menunjukkan tanda tanda osteoarthritis terutama pada bagian sendi kaki depan dan lutut, namun gejala ini normal terjadi pada domba diusia 6 tahun ke atas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa domba Dolly ternyata tidak mengalami penyakit degeratif. Jadi kesimpulan peneliti sebelumnya bahwa domba Dolly mengalami osteoarthritis tidak benar apalagi jika dikaitkan dengan statusnya sebagai domba hasil kloning sel somatik pertama dunia.
Ada hal yang perlu dipahami dalam menganalisa hasil X-ray terkait dengan osteoarthritis ini. Pada manusia misalnya terkadang dijumpai hasil X-ray persendian tampak sangat buruk, namun orang bersangkutan dapat saja tidak merasakan sakit pada persendian.
Pada kenyataannya memang orang yang usianya di atas 70 tahun jika dilakukan X-ray pada persendiannya maka akan ditemukan paling tidak ada satu sendi yang mengalami radiographic osteoarthritis.
Menurut pakar kesehatan, seseorang dikatakan menderita osteoarthritis secara klinis jika orang tersebut mengalami sakit pada persendian hampir sepanjang hari selama paling tidak sebulan penuh dan hasil X-ray menunjukkan perubahan struktur persendian dibandingkan dengan persendian normal. Dalam hal ini pengeroposan tulang akan terlihat dari hasil X-ray atau MRI.
Berdasarkan kenyataan ini dapat dimengerti kesalahan diagnose yang dilakukan para peneliti sebelumnya karena memang korelasi antara kondisi klinis dengan diagnosa radiographic osteoarthritis memang seringkali tidak selaras.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti ini sekaligus mengakhiri kontroversi dan anggapan bahwa kloning sel somatik jika berhasil dilakukan individu hasil kloningnya akan mengalami masalah kesehatan.
Rujukan:Â satu, dua, tiga,empat, lima,enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H