Selama ini para ilmuwan sepakat akan adanya 6 jenis kera besar yang hidup di dunia, yaitu orangutan Sumatera, orangutan Kalimantan, gorilla eastern, gorilla western, chimpanzees dan bonobos.
Namun temuan gabungan dari berbagai negara termasuk Indonesia yang diketuai oleh Michael Krutzen dari the University of Zurich, Switzerland yang baru saja dipublikasikan di jurnal Current Biology pada tanggal 2 November 2017 yang lalu menjadikan jenis kera besar yang ada di dunia ini menjadi 7 jenis (sumber). Jenis kera besar yang baru ditemukan ini dinamakan orangutan Tapanuli dengan nama latin Pongo tapanuliensis.Â
Penemuan ini tentu saja sangat menggembirakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang biologi, namun sayangnya jenis kera besar yang baru ditemukan ini status populasinya terancam punah akibat menciutnya habitat dan perburuan liar. Â Jumlah orangutan Tapanuli ini diperkirakan hanya mencapai 800 ekor.
Penemuan yang menghebohkan
Penemuan jenis kera besar seperti orangutan Tapanuli ini memang sangat jarang terjadi dalam kurun waktu 200 tahun terakhir ini, oleh sebab itu penemuan ini dianggap memberikan kontribusi besar dalam proses dan sejarah  evolusi kera besar.
Hal yang paling menarik tentunya dari 7 jenis kera besar yang ada di dunia saat ini 3 diantaranya ada di Indonesia, sehingga jika ditinjau proses evolusi, Indonesia merupakan salah  titik cabang evolusi kera besar dunia.
Orangutan Tapanuli ini hidup di wilayah Batang Toru di Sumatera Utara. Â Selama ini memang banyak rumor dan cerita masyarakat yang merebak di wilayah tersebut akan adanya orangutan ini, namun tidak ada satupun orang yang berhasil menemukan buktinya sampai pada tahun 1997.
Habitat orangutan Tapanuli ini berbeda dengan habitat orangutan Sumatera, yaitu di wilayah selatan habitat orang utan Sumatera. Perbedaan habitat kedua orangutan ini mengidikasikan bahwa keduanya memang berbeda dan tidak terjadi perkawinan diantara kedua jenis orangutan ini karena mereka berbeda spesiesnya.
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa tingkah laku kedua jenis orangutan ini memang berbeda dan juga jika ditinjau dari segi genetiknya, namun saat itu para peneliti masih belum yakin betul bahwa orangutan Tapanuli ini berbeda jenisnya dengan orangutan Sumatera.
Pada tahun 2013 titik terang muncul ketika para peneliti berhasil mendapatkan tengkorak orangutan Tapanuli yang terbunuh akibat konflik  orangutan dengan manusia di wilayah tersebut.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tengkorak  orangutan Tapanuli ini berbeda struktur tengkorak  dan giginya.