Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Indonesia Juara Dunia dalam Hal Kehilangan Biodiversitas Fauna

26 Oktober 2017   20:00 Diperbarui: 26 Oktober 2017   20:09 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia selama ini dikenal dunia sebagai negara yang memiliki megadiversitas, namun sayangnya reputasi Indonesia ini  terus memudar.

Laporan terbaru yang dipublikasikan di jurnal ilmiah bergengsi dunia Nature disebutkan bahwa dalam periode waktu 1996 sampai dengan 2008 Indonesia mencatat rekor sebagai negara terburuk didunia dalam hal persentase kontribusi kehilangan biodiversitas dunia pada periode tersebut, yaitu mencapai 21 %.

Kehilangan biodiversitas ini terutama pada spesies yang tercantum pada the International Union for the Conservation of Nature (IUCN) red list. Di dalam daftar spesies yang perlu mendapatkan perhatian serius ini fauna dikelompokkan berdasarkan tingkat resiko kepunahannya, yaitu tergolong tidak mengkhawatirkan  (least concern) , terancam kepunahannya (threatened atau vulnerable ), sampai pada kategori langka (endangered).

 Dari 109 negara  Indonesia bersama dengan Papua New Guinea, Malaysia, India, China,  Amerika (Hawaii) serta Australia  merupakan 7 negara teratas yang paling buruk reputasinya dalam hal kehilangan bioversitas nya.

Kontribusi ke 7 negara ini dalam hal hilangnya biodiversitas dunia pada periode waktu 1996-2008 mencapai 61%.  Jika disandingkan antara perubahan status pelestarian spesies dengan pendanaan di 109 negara yang diamati, terdapat hubungan yang sangat erat antara besarnya pendanaan yang dialokasikan oleh suatu negara dalam program pelestarian satwa dengan penurunan laju kehilangan biodiversitas.

Faktor lain yang berperan besar dalam kehilangan biodiversitas satwa  ini adalah tekanan aktivitas manusia terhadap alam, termasuk di dalamnya pembukaan lahan untuk keperluan pertanian.  Disamping itu tekanan yang berarti juga disebabkan oleh peningkatan populasi manusia.

Hasil studi ini memang sangat mengkhawatirkan dan tentunya mempengaruhi reputasi Indonesia dalam pelestarian alam, flora dan faunanya.  Tentunya jika tidak diambil langkah stategis dalam pelestarian fauna ini, maka ke depan dapat dipastikan laju kehilangan ini akan terus berlanjut.

Pelestarian alam memang sangat komplek karena tidak hanya menyangkut masalah alokasi anggaran saja, namun meliputi pendidikan akan pentingnya pelestarian alam dan pemanfaatannya secara bertanggung jawab.

Jika alam dikelola dengan baik maka upaya pelestarian dan komersialisasi alam dapat berjalan secara bersamaan.  Sebagai contoh berkembangnya usaha wisata alam belakangan ini seharusnya dapat dijadikan salah satu model pelestarian alam sekaligus dapat mengundang wisatawan dari manca negara yang mendatangkan devisa asalkan dikelola secara professional.

Terlepas dari alasan klasik, yaitu keterbatasan anggaran dalam program pelestarian fauna, hilangnya biodiversitas fauna di Indonesia yang sedemikian cepatnya seharusnya dijadikan permasalah bangsa yang sangat serius.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam jangka panjang pelestarian alam termasuk di dalamnya pelestarian flora dan fauna merupakan kunci yang sangat menentukan keberlangsungan suatu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun