Memiliki anak yang montok dan gemuk memang menggemaskan, bahkan bagi sebagian keluarga merupakan kebanggaan tersendiri. Anak yang gemuk memang mengundang ketertarikan tersendiri bagi yang melihatnya.
Namun banyak keluarga yang tidak menyadari bahwa kegemukan yang berlebihan pada anak yang dikenal juga dengan istilah obesitas ini mulai sudah menjadi perhatian khusus para pakar kesehatan dunia, karena akan berdampak pada kesehatannya di kemudian hari ketika anak tersebut tumbuh dewasa.
Data terbaru berdasarkan laporan dari badan kesehatan dunia WHO menunjukkan bahwa masalah obesitas ini tidak dapat lagi diabaikan. Saat ini terdapat sekitar 2 milyar orang yang mengalami kelebihan bobot badan atau yang kita kenal juga dengan istilah overweight. Dari jumlah tersebut terdapat 671 juta orang yang mengalami obesitas. (Ref: 1, 2)
Anak rentan mengalami obesitas
Laporan WHO menunjukkan bahwa saat ini anak dari kalangan penduduk yang berpendapatan menengah di kawasan Asia Timur, Amerika Latin dan Karibia mengalami peningkatan angka obesitasnya. Pada tahun 2022 diperkirakan kecenderungan peningkatan angka obesitas pada anak ini akan melebihi angka anak yang kurus (underweight).
Peningkatan angka obesitas pada anak ini sangat erat hubungannya dengan pola makan yang seringkali diabaikan di dalam keluarga. Saat ini diperkirakan konsumsi makanan olahan dan makanan yang mengandung energi tinggi pada anak meningkat sangat tajam. Perubahan pola makan ini akan menyebabkan peningkatan bobot badan pada anak dan tidak jarang berdampak buruk pada kesehatan anak.
Gencarnya promosi makanan tidak sehat pada anak ini dapat kita saksikan dengan kasap mata di sekolah sekolah, dimana banyak sekali ditawarkan dan dijual untuk anak anak. Dengan penampilan kemasan yang sangat menarik, anak anak tentunya tidak akan pernah berpikir bahwa makanan yang dibelinya akan berdampak pada obesitas dan berdampak buruk bagi kesehatannya.
Akibatnya laju peningkatan angka obesitas pada anak usia 5-19 tahun di dunia meningkat 10 kali lipat, yaitu dari 11 juta pada tahun 1975 menjadi 124 juta pada tahun 2016 lalu (Sumber3,Sumber 4)
Akibat penerapan pola makan tidak sehat ini, dalam kurun waktu 4 dekade saja laju peningkatan angka obesitas baik pada anak maupun pada orang dewasa sangat pesat dan mengkhawatirkan.
Hal yang lebih mengkhawatirkan ternyata peningkatan angka obesitas ini juga terjadi pada negara negara miskin dan negara berkembang dengan pendapatan menengah.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa saat ini kita sedang terjebak pada perubahan pola konsumsi yang tidak sehat. Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang yang lebih mempertimbangkan segi kepraktisan dalam mengkonsumsi suatu makanan saja dibandingkan dengan nilai nutrisinya.
Akibatnya semakin banyak kita mengemari makanan cepat saji dan makanan olahan yang mengandung nutrisi tidak seimbang seperti tinggi energi (baik tinggi lemak maupun karbohidrat) dan kurang mengandung serat yang dikategorikan sebagai pola konsumsi.
Bahan kesehatan dunia kini telah mengkategorikan obesitas sebagai wabah dan berdampak buruk pada kesehatan. Jika masalah obesitas tidak diatasi segera di berbagai negara, maka diperkirakan negara negara tersebut di masa depan akan mengalami masalah peningkatan biaya kesehatan yang sangat tajam.
Laporan WHO terkait obesitas pada anak ini diharapkan menyadarkan kita semua bahwa overweight dan obesitas baik pada anak maupun orang dewasa akan menjadi bom waktu kesehatan. Jika dalam beberapa dekade ini kekurangan gizi pada anak menjadi permasalahan dunia, kini masalah kesehatan pada anak ini bertambah dengan adanya masalah obesitas ini.
Sungguh merupakan suatu tindakan yang bijaksana jika orang tua jika selama ini menerapkan pola makan tidak sehat beralih pada pola makan yang sehat. Dengan adanya contoh yang diberikan oleh para orang tua ini, diharapkan sejak dini anak anak akan menerapkan pola makan sehatnya baik di rumah malupun di luar rumah seperti sekolah, pusat perbelanjaan dll.
Penerapan pola makan sehat di dalam keluarga merupakan investasi berupa pendidikan yang sangat murah, jika dibandingkan jika kelak nantinya baik kita maupun anak kita mengalami masalah kesehatan akibat overweight dan obesitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H