Bagi anda yang telah mengenal Kebun Raya Bogor, mungkin sudah memaklumi jika di wilayah kawasan jalan lingkar kebun raya biasanya padat di saat akhir pekan.  Kondisi padatnya lalu lintas ini terkait dengan meningkatnya jumlah kunjungan terutama di hari minggu karena kebun raya seringkali dijadikan alternatif  tempat rekreasi yang nyaman dan murah.
Rekreasi memang telah menjadi salah satu fungsi kebun raya untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung menikmati asrinya suasana kebun raya, namun bagi sebagian besar pengunjung fungsi konvervasi tanamannya kurang dikenal.
Keberadaan Kebun Raya di dunia ini, termasuk Kebun Raya Bogor sebenarnya memiliki tujuan utama yaitu sebagai wadah konvervasi dan pengembangan tanaman langka ataupun tanaman tanaman yang memiliki prospek dan nilai ekonomis di masa mendatang.
Berbagai jenis tanaman di dunia ini sampai saat ini banyak sekali yang  belum semuanya teridentifikasi fungsinya, terutama tanaman yang berkhasiat sebagai kandidat tanaman yang memiliki potensi di masa depan sebagai sumber penemuan obat baru.
Di tengah tengah situasi penurunan kualitas lingkungan dan iklim global yang semakin tidak dapat diprediksi, upaya konservasi merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan generasi mendatang terkait dengan berbagai tantangan masa depan yang akan kita hadapi dalam hal ketahanan pangan, ketahanan energi, degradasi lingkungan dan juga perubahan iklim.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di Nature Plant 2 hari yang lalu, setiap tahunnya di seluruh dunia terdapat sekitar 500 juta orang berkunjung ke Kebun Raya. Â Disamping sebagai tempat rekreasi kebun raya memiliki fungsi sebagai tempat pembelajaran, pendidikan, penelitian dan terutama sebagai tempat konvervasi.
Dengan fungsi utama seperti ini, maka keberadaan kebun raya di dunia ini memegang peran penting dalam melindungi tanaman dari kepunahan, karena kebun raya menjadi tempat perlindungan dari sekitar 40% dari tanaman langka. Paling tidak di seluruh dunia kebun raya telah memberikan perlindungan 100.000 spesies tanaman langka dari kepunahan.
Kebun Raya disamping berfungsi sebagai tempat koleksi hidup, juga berfungsi sebagai bank benih untuk pengembangan tanaman lanjut di masa datang
Jika kita lihat peta keberadaan kebun raya di dunia, maka kita akan mendapatkan fakta bahwa keberadaan kebun raya di belahan bumi utara lebih banyak. Â Kendala kebun raya yang berada di belahan bumi utara ini sebenarnya lebih besar terutama untuk pemeliharaan tanaman tropis karena memerlukan fasilitas rumah kaca yang memiliki pengaturan suhu dan kelembaban.
Mengelola kebun raya tidaklah mudah mengingat biaya pemeliharaannya yang sangat besar. Â Di Indonesia dengan keterbatasan anggaran yang ada, fungsi kebun raya sebagai tempat konservasi harus berjalan beriringan dengan fungsi komersialisasi nya.
Kecenderungan meningkatnya minat masyarakat akan rekreasi alam memang sangat melegakan karena keberadaan kebun raya sebagai tempat pendidikan mulai disadari oleh masyarakat.
Wisata pendidikan ke kebun raya di dunia yang semakin meningkat menunjukkan pentingnya kebun raya sebagai tempat pembelajaran akan pentingkan konvervasi tanaman bagi generasi mendatang.
Jika kebun raya sudah berubah menjadi tujuan utama wisata maka kekhawatiran akan menurunnya  kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman bagi generasi mendatang akan berkurang.
Di Gardens By The Baydi Singapura ini konsep tradisional kebun raya telah diubah dengan konsep modern yang masih kental dengan konsep konservasinya sehingga memberikan kesan dan suasana yang berbeda jika kita berkunjung ke kebun raya tradisional.
Membludaknya pengunjung terutama di hari libur di Gardens By The Bay membuktikan bawah komersialiasasi wisata dapat berjalan beriringan dengan konsep konvervasi.
Keberhasilan program pelestarian akan sangat tergantung akan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi tanaman ini bagi keberlangsungan generasi mendatang. Hal ini tentunya dapat dapat dicapai jika cara pandang dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya konvervasi semakin meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H