Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sangsi Terbaru Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara Akankah Efektif?

12 September 2017   07:24 Diperbarui: 12 September 2017   15:47 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua negara ini menekankan pentingnya dialog dengan Korea Utara dibandingkan dengan kekuatan militer, sehingga penerapan sangsi terbaru ini harus disertai dengan upaya dialog.

Sikap Korea Selatan walaupun selama ini merupakan negara yang terlibat langsung dalam konflik dan yang  paling rentan diserang Korea Utara mencoba untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara.

Hal ini tercermin dalam pidato Duta Besar nya di PBB saat setelah dilakukannya voting di Dewan Keamanan PBB.  Korea Selatan menekankan tidak ingin melakukan perang dengan Korea Utara dan terus membuka pintu dialog untuk menyelesaikan masalah dan juga menjaga keamanan dan keseimbangan di wilayah ini.

Sikap Korea Utara terutama di bawah regim pemerintahan terakhir ini yang selalu menentang resolusi PBB dan menentang dunia memang cukup beralasan karena sangsi yang selama ini diterapkan walaupun berpengaruh tapi tidak membuat negara ini terpuruk.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rusia dan Tiongkok merupakan dua negara yang berada di pihak Korea Utara terutama dalam menentang keinginan Amerika dan sekutunya untuk mengganti regim yang berkuasa di Korea Utara ini.

Minyak dari Tiongkok masih mengalir deras ke Korea Utara walaupun ada sangsi dari PBB demikian juga ekspor tekstil dari Korea Utara ke Tiongkok dan Rusia masih mengalir. Batu bara sebagai bahan bakar utama rakyat Korea Utarapun masih terus mengalir.

Dengan adannya sangsi terbaru ini tampaknya Tiongkok dan Rusia  akan menunggu langkah yang akan diambil oleh Amerika dengan sekutunya.  Jika Amerika dan sekutunya terus memaksakan kehendaknya sudah dipastikan sangsi PBB ini tidak akan efektif karena Tiongkok dan Rusia akan melanggarnya untuk membendung keinginan Amerika dan sekutunya ini.

Bagi regim yang berkuasa di Korea Utara menjadi negara nuklir merupakan satu satunya pilihan karena tanpa nuklir sudah dapat dipastikan negara ini tidak akan diperhatikan oleh dunia.  Menentang dunia merupakan salah satu cara yang dilakukan agar Korea Utara terus dapat mempertahankan eksistensi nya.

Menjadi negara nuklir sebagai bagian dari Korea Utara untuk bertahan. Photo: media3.s-nbcnews.com
Menjadi negara nuklir sebagai bagian dari Korea Utara untuk bertahan. Photo: media3.s-nbcnews.com
Pengembangan persenjataan Korea Utara sebagai salah satu cara untuk dapat bertahan tentu saja memerlukan biaya besar.  Biaya besar ini diduga dibiayai dari hasil perdagangan negara ini dengan negara yang masih mau menjalin hubungannya dengan Korea Utara terutama Tiongkok dan Rusia.

Di bawah sangsi terbaru ini diperkirakan untuk menjalankan negara nya Korea Utara terus akan menjalin hubungannya dengan negara  negara yang selam ini secara tradisi terus mendukung Korea Utara.  Bahkan diperkirakan Tiongkok akan terus memberikan pinjaman lunaknya ke Korea Utara dan pengembalian pinjaman ini dilakukan jika Kore Utara  sudah punya uang.

Bagi dunia mungkin regim yang berkuasa saat ini boleh saja dianggap sebagai rezim yang membahayakan dunia, namun bagi rakyat Korea Utara regim ini tampaknya dicintai karena dapat membawa Korea Utara untuk bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun