Pakar kesehatan dunia berdasarkan bukti ilmiah kini sepakat bahwa bahan bakar yang mengandung timbal (leaded petrol) memiliki dampak buruk bagi kesehatan.  Sejak ditemukannya timbal memang selalu mengundang kontroversi, bahkan Thomas Midgley ahli kimia pada tahun 1924 sengaja membasuh tangannya dengan  tetraethyl lead yang dikenal oleh umum sebagai timbal ini pada suatu acara konferesi press untuk membuktikan bahwa timbal itu aman bagi kesehatan.
Para pakar lingkungan dan kesehatan memang sudah memperingatkan pihak General Motor ketika perusahaan ini sekitar 100 tahun lalu menambahkan timbal ini  ke dalam bahan bakar untuk meningkatkan performa mesin. Bahkan kalau kita runut sejarahnya, sekitar 2000 tahun yang lalu seorang teknik sipil di jaman Romawi kuno yang bernama Vitruvius sudah memperingatkan akan bahaya timbal  ini bagi kesehatan.
Dari hasil penelusuran data ternyata ada beberapa kejadian yang cukup drastis yang terjadi beberapa hari sebelum Thomas Midgley mencuci tangannya dengan  tetraethyl lead yang dianggap sebagai temuan telah merubah wajah dunia ini.
Sehari sebelum Thomas Midgley memperagakan mencuci tangan dengan  tetraethyl lead, salah seorang pekerja  perusahan pengolahan bahan bakar di New Jersey yang bernama Thomas Midgley mengalami halusinasi dan keesokan harinya dia berputar putar di laboratorium sambil berteriak teriak.  Kondisi ini terus memburuk sampai akhirnya polisi mengikatnya dan membawanya ke rumah sakit.  Akhirnya sehari setelah dibawa ke rumah sakit dia meninggal dunia.
Menurut Tim Harford jurnalis dari BBC, dalam waktu 1 minggu,  4 dari 35 yang bekerja di  pengolahan bahan bakar tersebut dibawa ke rumah sakit dengan gejala yang sama. Semua kejadian ini dihubungkan dengan temuan tetraethyl lead  di laboratorium tersebut.
Sejak kejadian ini banyak lagi laporan kejadian yang hampir sama ketika tetraethyl lead dikembangkan dan diproduksi secara masal, temasuk oleh perusahan ternama dunia DuPont untuk digunakan dalam industri.
Penemuan tetraethyl lead dan penambahan timbal ke dalam bahan bakar memang diawali oleh kejadian yang sangat mengkhawatirkan, namun pertanyaan yang muncul sekarang kenapa begitu lama dunia baru mengurangi dan melarang penggunaan timbal ini dalam bahan bakar?
Pro dan kontra
Tetraethyl lead memang dapat diproduksi secara aman, namun mencampurkan aditif ini ke dalam bahan bakar merupakan tindakan yang mengundang tanda tanya besar karena akan menciptakan sumber penyebaran timbal yang tidak terkendali melalui knalpot kendaraan yang membuat lingkungan terkontaminasi.
Sejak awal ada dua kubu pendapat ekstrim terkait dengan tetraethyl lead ini, yaitu bahayanya bagi kesehatan dan manfaatnya bagi dunia industri.  Bahkan pada bulan Mei 1925 di sebuah konferensi yang khusus membahas masalah ini yang disponsori oleh pemerintah Amerika perbedaan dua kutub ini semakin meruncing.
Pihak General Motor dan Standard Oil saat ini menyebut bahwa tetraethyl lead sebagai "gift of God" dan berargumentasi bahwa penggunaanya dalam bahan bakar dan pengembangannya  harus diteruskan karena sangat penting bagi umat manusia.
Penggunaan timbal dalam bahan bakar memang terbukti meningkatkan kinerja mesin dengan cara meningkatkan rasio kompresi sehingga mesin lebih bertenaga.
Namun di lain pihak Dr Alice Hamilton menyebut bahwa lambat atau cepat kasus keracunan timbal  akan terjadi dan membahayakan kesehatan.  Oleh sebab itu produksinya harus benar benar diawasi secara ketat.
Argumentasi yang dikemukakan oleh Dr Alice Hamilton dilandasi dari penelusuran kasus keracunan timbal yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Â Bahkan pada tahun 1678 penggunaan timbal untuk cat mengakibatkan pusing dan mabok. Â Jika hal ini terjadi terus menerus maka akan menyebabkan kebutaan dan menurunkan IQ.
Di jaman Romawi kuno para pekerja tambang timbal ini banyak yang mengalami gangguan kejiwaan dan bahkan berakhir pada kematian.
Hal lain yang juga menarik untuk dibahas  adalah hubungan antara timbal ini dengan tingkat kejahatan.
Menurut catatan pemerintah Amerika tidak mengenakan pajak timbal pada bahan bakar sampai dengan tahun 1970 an sampai akhirnya melarang total penggunaan timbal ini dalam bahan bakar.
Di era tahun 1990 an ternyata angka krimial di Amerika mulai menurun dan diduga bahwa timbul generasi yang tumbuh di era bebas timbal. Â Perkembangan otak anak memang sangat sensitif terhadap polusi timbal ini sehingga angka kriminalitas menurun.
Hubungan yang sama juga ditemukan antara pipa air yang mengandung timbal dengan angka kriminalitas. Diduga kandungan timbal di pipa air ini mengkontaminasi air minum.
Kontroversi pertentangan kedua kutub ini berlangsung lama, sehingga dapat dimengerti mengapa sampai memerlukan waktu lama untuk memutuskan melarang penggunaan timbal dalam bahan bakar dan bahan bahan rumah tangga lainnya.
Para ilmuanpun juga terbelah dua antara pro dan kontra terhadap timbal  ini.  Tampaknya memang kepentingan ekonomi dan industri perusahaan raksasa yang terlibat dalam memproduksi  tetraethyl lead ini sangat besar.
Banyak penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa penggunaan timbal dalam bahan bakar  ini aman dilakukan dan dibiayai oleh  Ethyl Corporation dan General Motors".
Penemuan tetraethyl lead memang dianggap sebagai salah satu penemuan penting dari 50 penemuan yang telah mengubah dunia.
Setelah sekian lama terjadi kontroversi akhirnya dunia menyadari akan bahaya timbal ini dan melarangnya untuk digunakan dalam bahan bakar dan barang barang lainnya yang bersentuhan langsung dengan rumah tangga.
Perjalanan panjang pengambilan keputusan ini semoga membuka para pengambil keputusan untuk mengambil sikap yang sama di Indonesia terutama penggunaan timbal dalam bahan bakar dan produk lainnya.
Hal ini penting untuk dilakukan untuk menghasilkan generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat.
Rujukan : Satu, Dua,Tiga,Empat, Lima
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI