Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Etika dari Kasus Munculnya Poto dr. Ryan Thamrin yang Sedang Sakit

5 Agustus 2017   07:30 Diperbarui: 5 Agustus 2017   14:09 12417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sustainable.org.nz

Bahkan seringkali walaupun sudah dibatasi keluarga masih saja ada yang memaksa untuk masuk dan menengok dengan alasan dia adalah teman dekatnya.

Biasanya kalau ada 100 orang yang menengok pertanyaan yang diajukan orang yang membesuk akan itu itu saja dan berulang, seperti : sakit apa?, sejak kapan?, apa kata dokter? Diberi obat apa? Bagaimana rasanya ? dll dst. Dapat dibayangkan pasien yang harus istirahat total harus menjawab pertanyaan ini secara berulang. Belum lagi pengunjung yang datang tidak putus putusnya membuat pasien tidak dapat istirahat.

Bagi keluarga yang menjaga pasien pengunjung yang datang ini terkadang juga mengganggu karena harus melayani berbagai berbagai pertanyaan, padahal kemungkinan besar di malam hari dia begadang menjaga pasien.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apabila memang pihak keluarga memutuskan membatasi orang untuk menengok dengan alasan seperti yang telah dikemukakan di atas, ditinjau dari segi etika apakah pantas seseorang mempublikasikan kondisi orang yang sakit tersebut di media apalagi bila tanpa seijin pihak keluarga? Disamping itu orang pasti sudah memahami betul bahwa di era digital seperti saat ini, walaupun mempublikasikannya di laman dia sendiri sudah dipastikan akan cepat tersebar.

Marilah kita belajar dan menjunjung etika ketika menengok orang sakit dengan menghargai privacy dan juga keputusan keluarga. Membesuk orang sakit bukanlah seperti mengunjungi objek wisata, apalagi disertai dengan permintaan selfie dengan pasien dan mempublikasikannya secara luas tanpa seijin orang yang sakit dan pihak keluarga. 

Cobalah sejenak berandai andai bahwa orang yang sakit itu keluarga yang sangat kita cintai untuk belajar menumbuhkan empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun