Mungkin tidak banyak orang mengetahui bahwa saat ini di tingkat sekolah Australia tercatat sebagai negara yang pembelajaran bahasa Indonesianya diikuti oleh siswa terbanyak di dunia.
Pada tahun 2016 diperkirakan ada sebanyak 160 ribu siswa yang tersebar di 500 sekolah mulai dari Primary School, High School sampai dengan College (SMA) mempelajari bahasa Indonesia.
Seperti halnya yang terjadi dengan bahasa asing lainnya di Australia, penurunan jumlah siswa dan mahasiswa yang mempelajari bahasa Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir memang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia dan Australia mengingat bahasa Indonesia di era tahun 1980 an pernah merupakan salah satu dari empat bahasa asing utama di Australia.
Kunjungan presiden Jokowi ke Australia pada tanggal 25-26 Februari 2016 lalu dinilai banyak pihak merupakan kunjungan yang sangat strategis dan penting bagi masa depan hubungan baik kedua negara.
Dari sejumlah agenda penting pembicaraan kedua pimpinan negara yang bertetangga dekat ini ada materi yang sangat istimewa yang terkait dengan pengembangan bahasa Indonesia di Australia.
Pada acara temu masyarakat dengan Presiden Jokowi yang dilaksanakan di Harbour Theatre International Conference Center di Darling Harbour Sydney yang dihadiri 2500 orang ini, Presiden Jokowi menandatangani piagam peresmian Balai Bahasa Indonesia se Australia.
Pendirian dan peresmian Balai Bahasa Indonesia di seluruh negara bagian di Australia ini memiliki nilai startegis bagi masa depan hubungan kedua negara sekaligus sebagai upaya mengembalikan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing utama di Australia.
Komitmen pemerintah Australia melalui program pertukaran guru dengan mengundang 135 guru berprestasi indonesia untuk menimba pengalaman selama 3-5 minggu di Australia pada tahun 2016 lalu menunjukkan perhatian yang besar pemerintah Australia dalam bidang pendidikan dan bahasa Indonesia
Pada level masyarakat, telah berdiri Balai Bahasa Indonesia di Perth, Canberra dan Melbourne dan Tasmania. Dalam waktu dekat akan segera berdiri Balai Bahasa Indonesia di Brisbane, Darwin dan Sydney, sedangkan di Adelaide bahasa Indonesia telah dikembangkan dalam bentuk lain yaitu melalui kerjasama antara Finders university dengan program “Jembatan” nya, Australia Indonesia Association dan swadaya masyarakat.