Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kekurangan Vitamin D Berbahayakah?

3 Mei 2017   04:52 Diperbarui: 3 Mei 2017   05:54 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan vitamin D yang melanda dunia saat ini memang cukup mengkhawatirkan.  Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah orang di dunia yang mengalami kekurangan dan defisiensi vitamin D mencapai 1 milyar orang.

Gejala umum yang muncul jika kita mengalami kekurangan vitamin D ini adalah terjadinya pelemahan  perototan dan rapuhnya  tulang yang berujung pada keretakan tulang.

Kekurangan vitamin D sebaiknya tidak boleh dianggap enteng karena karena defisiensi vitamin D ini dapat berakibat terjadinya kelainan sistem kekebalan tubuh, multiple sclerosis, infeksi, penyakit yang terkait dengan saluran pernafasan, kanker,  mudah retaknya tulang dan gangguan metabolik jantung.

Pada umumnya penyebab terjadinya kekurangan ataupun defisiensi vitamin D diakibatkan oleh penyakit kronis yang diderita seseorang  dan juga kurang terpaparnya pada sinar matahari.

Secara alamiah Vitamin D diproduksi di dalam tubuh jika kulit terpapar sinar matahari.  Di dalam tubuh kita reseptor vitamin D yang berfungsi memproduksi vitamin D dapat ditemukan di setiap sel. 

Dalam kehidupan modern saat ini,  orang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan dan kalaupun keluar ruangan banyak diantara kita yang mengunakan tabir surya (sun screen).

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Endocrine Society dikategorikan sebagai  kekurangan vitain D  jika kisarannya berada 21-30 ng/ml sedangkan dikategorikan sebagai defisiensi jika levelnya berada di bawah 20 ng/ml.

Penyebab terdinya defisiensi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, defisiensi vitamin D biasanya disebabkan oleh penyakit kronis,  kurangnya asupan vitamin D dan juga kurang terpapar  pada sinar matahari.

Penyakit yang menyebabkan orang menderita defisiensi vitamin D  diantaranya diabetes tipe 2,  penyakit ginjal, penyakit Chrohn dan celiac. Penyakit ini pada dasarnya menghambat tubuh untuk melakukan metabolisme vitamin D yang berasal dari asupan makanan.

Gaya hidup modern seperti pemakaian tabir surya merupakan salah satu penyebab utama kekurangan vitamin D. Penggunaan tabir surya SPF 15 atau yang lebih tinggi mengurangi produksi vitamin D3 sampai dengan 99%.

Penggunaan tabir surya memang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kanker kulit, namun penggunaan tabir surya yang berlebihan akan membuat tubuh kita tidak dapat memproduksi vitamin D.

Bagaimana mencegahnya?

Cara termudah untuk menjaga level vitamin D di dalam tubuh kita adalah berjemur selama 5-30 menit dua kali dalam seminggu di terik matahari tanpa menggunakan tabir surya.

Lama berjemur ini memang tergantung pada wilayah  tempat tinggal kita dan juga warna kulit.  Kulit yang berwarna lebih terang akan mensintesa lebih banyak vitamin D jika dibandingkan dengan warna kulit gelap.

Oleh sebab itu,  tidak mengherankan jika data empiris menunjukkan bahwa  sebanyak 95% orang African American dewasa mengalami kekurangan ataupun defisiensi vitamin D.

Disamping itu untuk menjaga level sehat vitamin D dalam tubuh, kita perlu mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan vitamin D, seperti susu, biji bijian dan jamur.  Disamping itu suplemen vitamin D juga penting untuk diminum jika tubuh kita kurang terkepos pada sinar matahari dan juga kurang mengkonsumsi bahan makanan yang kaya an vitamin D.

Terungkapnya peran tabir surya pada terjadinya kekurangan ataupun defisiensi vitamin D memang sangat penting untuk diketahui. 

Jadi jika masuk ke dalam kategori orang yang gemar menggunakan tabir surya dalam kehidupan keseharian kita sebaiknya dikurangi frekuensinya untuk memberikan kesempatan pada tubuh memproduksi vitamin D secara alamiah melalui paparan sinar matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun