Pada kecelakaan pesawat Air Force Flight 571  di pengunungan Andes  yang membawa tim Rugby Uruguay pada tahun 1972, para penumpang yang selamat untuk dapat bertahan hidup mengkonsumsi rekannya yang telah meninggal. Saat itu  diperlukan waktu selama 72 hari bagi tim penyelamat untuk menemukan reruntuhan pesawat dan menyelamatkan korban yang masih hidup.
Jadi sebenarnya praktek kanibalisme ini tidak saja umum dilakukan pada masyarakat yang selama ini dinilai masih primitif  saja namun juga di negara yang diberi label sudah beradab.
Jika ditinjau dari ruang lingkup kanibalisme maka kita akan mengenal dua jenis kanibalisme yaitu endocannibalismdan exocannibalism.
Endocannibalism terakit dengan praktek mengkonsumsi manusia yang berasal dari kelompoknya sendiri. Biasanya praktek ini terkait dengan ritual, bagian dari proses ekspresi kesedihan akibat kematian anggota keluarga, kepercayaan bahwa roh akan masuk ke tubuh yang baru setelah meninggal, menghormati roh leluhur dll.
Exocannibalism adalah praktek mengkonsumsi manusia yang berasal dari luar kelompoknya.  Biasanya praktek ini terkait dengan kekerasan, penaklukan kelompok lain,  perayaan kemenangan  peperangan dll.
Kedua praktek kanibalisme ini biasanya mempercayai bahwa memakan manusia akan mentranfer  kekuatan yang dimiliki korban yang dikonsumsinya pada diri orang yang melakukan kanibalisme.
Praktek kanibalisme tampaknya sangat jarang terkait dengan kebutuhan akan nutrisi, karena jika dibandingkan dengan hewan nilai nutrisi tubuh mabusia tidak terlalu menjanjikan.
Seperti yang pernah diperbandingkan oleh Dr Karl  Kruszelnicki  daging dan otot seekor mammoth yang hidup sekitar 5000 tahun lalu memiliki kandungan energi sekitar 15 juta kkal, seekor kuda akan menyediakan sebesar 840.000 kJ sedangkan manusia hanya menyediakan sekitar 134.000 kJ.
Jadi jika dikonsumsi untuk mempertahankan hidup, memakan seekor mammoth akan dapat bertahan selama 1.000 hari, mengkonsumsi seekor kuda akan dapat bertahan hidup selama 96 hari, sedangkan jika mengkonsumsi manusia hanya akan dapat bertahan selama 15 hari saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H