Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Perlu Belajar dari Skandal Daging Brasil

22 Maret 2017   03:31 Diperbarui: 22 Maret 2017   13:00 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skandal daging bRazil disebabkan karena korupsi dan lemahnya [\pengawasan. Photo: www.agweb.com

Tidak pelak lagi skandal ini telah menghancurkan tidak hanya reputasi Brazil sebagai pengekspor daging terbesar di dunia namun juga menghancurkan perekonomianya.

Bagi Indonesia yang sebagian kebutuhan daging nasionalnya tergantung pada impor, rencana pengalihan asal negara impor sapi hidup dan daging ke negara selain Australia dan Selandia Baru tentunya memasuki era baru, karena negara Amerika  Latin juga dipertimbangkan sebagai sumber daging impor Indonesia.

Kehatian hatian yang luar biasa harus diberlakukan mengingat rencana impor dari negara lain tidak hanya terkait dengan keamanan pasokan sapi hiduip dan daging semata, namun juga keamanan pangannya.

Penyakit kronis seperti lemahnya pengawasan dan juga korupsi serta suap menyuap dalam industri daging ini tidak hanya berlaku di negara berkembang saja, namun juga berlangsung kronis di negara yang dianggap sudah terlepas dari masalah ini.

Pengalaman Brazil yang mengalami kehancuran reputasi tentunya harus dibayar mahal akibat kehilangan kepercayaan akibat lemahnya pengawasan dan kronisnya korupsi sehingga sertifikat kualitas yang diberikan oleh lembaga berwenang yang seharusnya menjamin keamanan produk ternyata sudah tidak dapat dipercaya lagi.

Semoga Indonesia dapat belajar dari skandal daging yang sedang menimpa Brazil ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun