Saat ini data biometrik seperti sidik jari untuk mengaktifkan perangkat mobile seperti handphone memang umum digunakan. Sidik jari juga banyak digunakan sebagai salah satu bentuk identitas keimigrasian di seluruh dunia.
Masalah besar akan muncul jika hasil scanning fingerprint tersebut dicuri orang atau di bajak, karena pemiliknya tidak dapat mengubah sidik jarinya lagi dan mengharuskannya mencari bentuk identitas keamanan lainnya.
Baru baru ini para pakar teknologi berhasil mengembangkan sistem identitas baru sekaligus dapat menutupi kelemahan penggunaan identitas berupa fingerprint. Teknologi identitifikasi baru ini dinamakan “lip motion password” yang pada intinya menggunakan gerakan bibir seseorang untuk mengidentifikasi password.
Teknologi baru ini menggabungkan password yang kita buat dengan gerakan bibir ketika mengucapkan password tersebut. Teknologi ini telah mendapatkan hak patent di Amerika pada tahun 2015 lalu.
Jika dibandingkan dengan sistem identifikasi yang ada saat ini, “lip motion password” memiliki kelebihan seperti:
- Dinamika pergerakan bibir sangat sulit untuk ditirukan oleh orang lain, sehingga teknologi ini akan dapat dengan mudah mendeteksi gerakan bibir yang ditirukan oleh orang lain.
- Penggabungan antara password yang dibuat dan gerakan bibir saat mengucapkannya menjadikan teknologi ini memiliki keamanan ganda
- Jika dibandingkan dengan voice-based authentication yang ada saat ini, analisis gerakan bibir dan akusisinya tidak terpengaruh dengan bias suara latar dan juga jarak. Jadi teknologi ini juga dapat digunakan oleh para penyandang catat tuna wicara sekalipun.
- Pengguna dapat mengganti password nya sesuai dengan keinginannya untuk meningkatkan keamanan.
- Teknologi ini tidak terbatas pada bahasa tertentu saja namun dapat digunakan untuk semua bahasa di dunia atau dengan kata lain orang nari negara manapun di dunia dapat menggunakan teknologi ini.
Basis teknologi
Menurut penemu teknologi ini, password yang sama jika diucapkan oleh orang yang berbeda akan dapat dideteksi oleh sistem yang dikembangkannya.
Teknologi ini dirancang berdasarkan model perhitungan yang dibangun berdasarkan berbagai macam bentuk bibir, tekstur dan pergerakannya untuk mengkarakterisasi rangkaian pergerakan bibir.
Selanjutnya contoh-contoh pergerakan bibir ini dimasukkan ke dalam basis data dan dianalisa untuk selanjutnya dilakukan tahap melatih program komputer yang dirancang untuk mengenal atau menolak password yang diucapkan berdasarkan gerakan bibi.
Ke depan teknologi ini sangat potensil besar sekaligus sangat menjajikan karena tidak hanya dapat digunakan untuk transaksi keuangan saja seperti otorisasi pembayaran melalui elektronik perangkat mobil, transaksi ATM, penggunaan password kartu kredit, namun juga dapat dikembangkan untuk memasuki wilayah yang dilengkapi dengan sestem keamanan seperti pintu kantor dan tempat pribadi lainnya.
Disamping itu jika teknologi “lip motion password” digabung dengan teknologi biometrik lainnya dapat meningkatkan sistem keamanan. Sebagai contoh jika teknik ini digabung dengan teknologi pengenalan wajah maka masalah kelemahan sistem pengenalan wajah yang seringkali dikelabui dengan menggunakan topeng 3 dimensi dapat dipecahkan.
Selamat memasuki sistem keamanan baru yang lebih menjanjikan.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H