Thailand dengan anggaran militer mencapai $5,39 milyar, Â memiliki jumlah personil 306.000 orang, 722 tank, 573 pesawat tempur dan tidak memiliki kapal selam.
Besaran anggaran militer Indonesia mencapai $6,9 milyar dan  memiliki jumlah personil militer mencapai 476.000, 468 tank, 405 pesawat militer dan 2 kapal selam.
Taiwan dengan anggaran militer $10,7 milyar, memiliki jumlah personil militer aktif sebanyak 290.000 oarang, 2005 tank, 804 pesawat dan 4 kapal selam.
Sementara itu Australia menghabiskan anggaran militer yang cukup besar untuk membangun kekuatan militernya  sebesar 26,1 milyar, yaitu hampir 4 kali pengeluaran Indonesia.  Namun Australia memiliki jumlah personel militer yang kecil yaitu hanya sebanyak 58.000.  Pesonil militer ini dilengkapi dengan 59 tank, 408 pesawat dan 6 kapal selam.
Dedengkot kekuatan militer dunia yang juga mempengaruhi kestabilan keamanan regional Asia adalah Amerika. Â Amerika menghabiskan anggaran militer sebanyak $800 milyar setiap tahunnya. Â Anggaran sebesar ini setara dengan gabungan anggaran 10 negara lain yang anggaran militernya masuk dalam kelompok 10 besar dunia.
Amerika memiliki kekutan personil militer sebanyak 1,5 juta, 8800 tank, 14.000 pesawat tempur dan 72 kapal selam. Sebanyak 28.000 tentara Amerika saat ini berada di Korea Selatan dan 54.000 personil ditempatkan di Jepang.
Situasi yang mengkhawatirkan
Peningkatan anggaran militer negara di kawasan militer memang sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan jika ditinjau dari kestabilan keamanan di kawasan ini.
Resiko konflik militer di kawasan ini  semakin  membesar.  Banyak pengamat militer membandingkan ketegangan yang terjadi saat ini hampir sama dengan saat sebelum perang korea tahun 1940 atau di era tahun 1960 dimana saat itu terjadi ketidak stabilan di kawasan Asia Tenggara.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa 2 faktor utama yang sangat beperan menjadikan kawasan ini tidak stabil adalah masalah Korea Utara yang bersitengang dengan gabungan tiga negara yaitu Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Â Faktor kedua yang tidak kalah mengkhawtirkan adalah pengaruh nasionalisme dan kepercayaan yang berlebih China di kawasan ini terutama di wilayah laut China Selatan.
Akankah prediksi para pengamat militer yang menyatakan bahwa dalam kurun waktu 12 bulan ke depan akan ada konflik militer yang serius di kawasan ini akan terjadi?