Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa yang Akan Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?

21 Januari 2017   08:40 Diperbarui: 21 Januari 2017   09:38 4551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perubahan daratan jika bumi berhenti berputar. Ilustrasi : i.kinja-img.com

Tidak banyak yang mengetahui bahwa bumi yang kita tempati ini terus mengalami perlambatan perputaran, akibatnya  setiap kurang lebih 500 hari sekali standar waktu  dunia ditambah 1 detik.

Milyaran tahun yang lalu bumi tercacat berputar lebih cepat dibandingkan dengan laju perputaran bumi saat ini yang mengakibatkan terjadinya  tonjolan yang lebih besar di wilayah equator. Jika fenomena perlambatan ini terus berlangsung, maka dalam kurun waktu milyaran tahun ke depan tonjolan ini akan mengecil dan akan membuat bumi tidak bulat lagi tapi lebih lonjong

Menanggapi fenomena ini banyak kalangan yang memperkirakan suatu saat nanti bumi akan berhenti berputar. Bahkan banyak orang memperkirakan bahwa saat itulah akan terjadi kiamat.

Terkait dengan prediksi ini Dr Karl Kruszelnicki memberikan penjelasan ilmiah yang sangat menarik yang perlu kita ketahui bersama.

Satu hal yang akan terjadi jika bumi berhenti berputar adalah separuh wilayah bumi akan berhadapan dengan matahari sedangkan separuhnya lagi akan dalam keadaan dingin dan gelap.

Jika bumi berhenti berputar separuh permukaan bumi akan terkena sinar matahari dan separuhnya lagi tidak terkena matahari. Ilustrasi: www.quora.com
Jika bumi berhenti berputar separuh permukaan bumi akan terkena sinar matahari dan separuhnya lagi tidak terkena matahari. Ilustrasi: www.quora.com
Dalam kondisi seperti ini kehidupan akan dapat terus belangsung walaupun dalam zona twilight yang terbatas. Zona ini secara perlahan akan bergeser mengingat bumi masih melakukan perputaran orbitnya mengelilingi matahari.

Dengan mengasumsikan bahwa air di wilayah yang tidak terkena matahari tidak membeku dan air di wilayah yang terkena sinar matahari secara alamiah akan mengalami fenomena penguapan, maka gaya sentrifugal yang selama ini bekerja akibat perputaran bumi akan berubah menjadi gaya sentry petal.

Hasil kerja gaya sentrifugal selama ini menekan permukaan bumi di wilayah ekuator ke atas.  Akibatnya  pada saat ini diameter bumi di wilayah ekuator  21,4 km lebih lebar jika dibandingkan dengan diameter bumi jika diukur di wilayah kutub.

Proses ini memerlukan waktu milyaran tahun, karena wilayah bumi yang padat terutama wilayah bebatuan mengalami perubahan yang sangat lambat. Perputaran bumi yang terjadi secara teratur selama ini membuat permukaan air bumi terdorong ke atas setinggi kurang lebih 8 km di wilayah ekuator.

Pada saat ini laut yang terdalam di wilayah ekuator hanya 5,75 km.  Jadi apabila bumi berhenti berputar maka wilayah air di ekuator akan lenyap  dan secara perlahan air akan berpindah ke wilayah kutub.

Dengan berpindahnya air tersebut, fenomena yang akan terjadi adalah adanya sebagiian wilayah terra firma yang selama ini tengelam di sekitar ekuator akan muncul kembali. Munculnya fenomena mega benua di wilayah ekuator membuat manusia dapat berjalan di wilayah ekuator karena semuanya  telah menjadi daratan.

Sementara itu air yang berpindah ke kutub ini akan berakibat terjadinya dua wilayah kutub bumi yang tertutup air namun tidak saling berhubungan karena terpisah oleh mega kontinen.

Dalam kondisi seperti ini, wilayah kanada seluruhnya akan tenggelam dan juga Greenland, wilayah utara dataran Siberia, Asia dan Eropa juga akan tengelam.  Wilayah Spanyol diperkirakan masih berupa daratan.

Perubahan daratan jika bumi berhenti berputar. Ilustrasi : i.kinja-img.com
Perubahan daratan jika bumi berhenti berputar. Ilustrasi : i.kinja-img.com
Di wilayah belahan bumi selatan, penurunan pemukaan air akan membuat benua Afrika akan terhubung dengan Madagaskar dan Benua Australia akan tergabung dengan Indonesia dan PNG.

Wilayah air di belahan bumi selatan ternyata lebih besar dari di belahan bumi utara. Jadi jika bumi berhenti berputar maka permkaan laut di belahan bumi selatan 1,4 km lebih rendah jika dibandingkan dengan laut di belahan bumi utara. 

Wilayah kutub 10 km lebih dekat ke inti bumi jika dibandingkan dengan wilayah ekuator.  Akibatnya gaya gravitasi di wilayah kutup sedikit lebih besar. Faktor gaya tarik bumi yang lebih besar ini akan menarik lebih banyak lagi air dari wilayah ekuator.

Jadi jika bumi berhenti berputar maka wilayah bumi yang padat akan secara perlahan terpengaruh, namun akan terjadi perubahan drastis di wilayah bumi yang ada airnya.  Pada saat itu  manusia penghuni bumi ini tidak akan jatuh, namun masih tetap dapat menjelajahi wilayah equator, namun lingkungannya sangat tidak bersahabat.

Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun