Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ironi Tiongkok yang Tidak Mampu Membuat Bolpoin

11 Januari 2017   09:28 Diperbarui: 12 Januari 2017   13:47 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk menghasilkan bola baja mikro yang ditempatkan di ujung ballpoint memerlukan teknologi tinggi. Photo: wikimedia.org

Teknologi Tiongkok kalau belum dapat dikatakan unggul, sudah dapat dikategorikan dapat bersaing dengan negara papan atas yang selama ini dikenal sebagai pioneer teknologi.

Tiongkok sudah dapat membuat roket untuk menjelajahi ruang angkasa, memiliki teknologi penerbangan, menghasilkan jutaan smartphone, memproduksi komputer, membangun kereta cepat, namun tidak ada yang menyangka bahwa dengan kemampuan teknologi Tiongkok yang canggih ini, ternyata Tiongkok masih belum dapat membuat ballpoint.

Mungkin banyak orang bertanya apa benar Tiongkok tidak mampu membuat ballpoint yang kelihatannya sangat sederhana dan tidak membutuhkan teknologi canggih ini?

Ketidakmampuan Tiongkok membuat ballpoint yang bermutu ini memang sangat mengejutkan dan mengkhawatirkan. Sampai sampai tahun lalu menteri Li Keqiang bersuara di televisi nasional untuk mengungkapkan keprihatinnya akan ketidakperdulian pengembangan teknologi untuk hal-hal yang sederhana namun bermanfaat besar.

Sebuah ballpoint memang tampak sangat sedernaha, namun justru teknologi pembuatan bola baja mikro yang ada di ujung ballpoint yang berfungsi untuk mengatur kelancaran aliran tinta ini ternyata memerlukan teknologi presisi yang sangat tinggi.

Untuk menghasilkan bola baja mikro yang ditempatkan di ujung ballpoint memerlukan teknologi tinggi. Photo: wikimedia.org
Untuk menghasilkan bola baja mikro yang ditempatkan di ujung ballpoint memerlukan teknologi tinggi. Photo: wikimedia.org
Untuk membuat bola mikro ini diperlukan mesin yang menggunakan teknologi presisi yang sangat tinggi dengan menggunakan lempengan baja ultra tipis sekaligus sangat keras. Teknologi sekelas ini dikuasai oleh Jerman, Switzerland dan Jepang. Akibatnya, walaupun Tiongkok tercatat sebagai salah satu negara produsen ballpoint, namun ternyata untuk memproduksi ballpoint ini Tiongkok harus mengimpor bola mikro yang dipasang di setiap ujung ballpoint.

Akibat ketidakmampuan Tiongkok untuk memproduksi sendiri bola baja mikro ini, sebanyak 3.000 pabrik ballpoint di Tiongkok harus mengimpornya dari negara lain dan menguras devisa sebesar 120 juta Yuan atau setara dengan US 17,3 juta per tahunnya.

Namun akhir-akhir ini tampaknya pemerintah Tiongkok mulai bernafas lega ketika sebuah perusahaan baja milik pemerintah Taiyuan Iron and Steel Co mengumumkan keberhasilannya mengejar ketertinggalan ini setelah melalui penelitian dan uji coba selama 5 tahun. Berita keberhasilan ini tentu saja menjadi berita besar di Tiongkok mengingat batch pertama produksi bola mikro dengan ukuran 2/3 mm untuk ujung ballpoint ini sudah masuk dalam proses produksi ballpoint. Dengan keberhasilan ini dan pengujian lebih lanjut, diharapkan dalam kurun waktu 2 tahun ke depan Tiongkok akan mampu mandiri dalam memproduksi ballpoint.

Teknologi tinggi dan manufaktur inovatif memang akan menjadi andalan programnya yang dinamakan Made in China 2025 program. Melalui pencanangan program ini pemerintah Tiongkok berharap akan terjadi dorongan pertumbuhan domestiknya. Dalam program ini barang barang yang memiliki nilai rendah seperti ballpoint memang tidak masuk dalam prioritas. Namun keberhasilan membuat ballpoint dengan teknologi dan bahan sendiri menjadi simbol kebangkitan teknologi lainya.

Sebagi contoh walaupun Tiongkok memproduksi lebih dari 50% produksi besi dan baja dunia, namun Tiongkok ternyata sangat tergantung pada baja kualitas tinggi yang belum berhasil diproduksinya. Menurut pakar sejarah, Tiongkok menurut catatan belum pernah mampu mengembangkan teknologi presisi tinggi dengan baik dan ketidak mampuan membuat ballpoint ini merupakan salah satu contohnya.

Dalam memproduksi smartphone dan komputer pun ternyata komponen berteknologi tinggi seperti chips masih mengimpor dari Jepang dan Taiwan. Jadi pada dasarnya budaya untuk mengembangkan dan menciptakan teknologi presisi tinggi itu belum tumbuh di era teknologi tinggi yang melanda Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun