Jika kita mendengar kata malnutrisi, maka kita otomatis akan membayangkan anak anak kurus dengan perut buncit, bencana alam, kekeringan dll
Sebenarnya bayangan seperti ini tidak terlalu salah karena salah satu penyebab malnutrisi mamang adalah kekurangan kalori, namun malnutrisi juga terjadi akibat kekurangan protein, vitamin dan mineral.
Dampak Malnutrisi
Apabila anak anak tidak cukup mengkonsumsi nutrien esensial maka akan berdampak buruk pada tubuhnya. Sebagai contoh anak yang kekurangan protein akan mengalami pertumbuhan lambat, mengalami penurunan kekebalan tubuh dan pelemahan sistem jantung dan pernafasan.
Kekurangan akan mineral besi akan menyebabkan anemia yang berkontribusi sebesar 20% dari kematian yang terkait kematian saat dilahirkan.
Masalah defisiensi Iodine di dunia ini juga cukup mengkhawatirkan, karena 50% orang di dunia ini mengalami gangguan mental akibat defiseinsi Iodine ini.
Keterbatasan pengetahunan orang terhadap faktor penyebab timbulnya malnutrisi ini terkadang membuat orang tidak menyadari bahwa defisiensi nutrien esensial walaupun hanya dalam jumlah sangat kecil akan berakibat sangat fatal seperti kebutaan, kekerdilan, sampai kepada penurunan kekebalan tubuh.
Pada anak, untuk mendukung pertumbuhannya tidak cukup hanya cukup kalori saja atau dalam istilah sehari hari “asal kenyang” saja, namun juga perlu dipenuhi kecukupan protein, vitamin dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Status Malnutrisi Dunia
Di wilayah Asia Tenggara hampir 50% penduduknya kekurangan vitamin A. Kelompok yang paling rentan akan defisiensi vitamin A ini adalah kelompok miskin yang makanan utamanya hanya berbasiskan beras (Sumber: FAO).
Di wilayah Timur Tengah 20% penduduknya kekurangan vitamin D karena rendahnya kandungan vitamin D dalam dietnya. Disamping itu karena suhu udara panas orang cenderung menghindari matahari. Mereka umumnya hampir separuh waktunya di dalam ruangan (sumber: Vitamin D Deficiency in the Middle East and Its Health Consequences).