Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Perlu Tambahkan 1 Detik untuk Akhiri Tahun 2016?

2 Januari 2017   05:11 Diperbarui: 2 Januari 2017   18:26 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan malam tahun baru saja berlalu, namun tidak banyak orang yang mengetahui bahwa perayaan ini di seluruh dunia jatuh pada pukul 23:59 menit dan 59 detik, bukan tepat  pada pukul 24.00 seperti yang kita yakini.

Pihak berwenang penentu waktu internasional memutuskan untuk menambah 1 detik untuk menggenapkan akhir tahun 2016 menjadi pukul 24.00. Kebijakan yang disebut dengan “leap second”, dengan penambahan waktu ini maka tanggal 1 Januari 2017 dimulai pada pukul 0h 0m 0s (0 jam, 0 menit dan 0 detik) seperti biasanya.

Peristiwa leap second ini tidak terjadi secara regular, namun merupakan keputusan International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) yang bermarkas di Paris. Badan ini bertugas untuk mengukur rotasi bumi yang sebenarnya dan membandingkannya jam atom.

Sebagai informasi penentuan waktu di dunia ini dilakukan dengan menggunakan dua patokan. Pertama  berdasarkan berapa lama bumi mengalami menjalani 1 putaran di sumbunya. Hal ini dikenal dengan waktu astronomi, yaitu diukur berdasarkan matahari terbit dan terbenam.

Jam atom berdasarkan osilasi Cesium-133. Photo: iamchaitanya.wordpress.com
Jam atom berdasarkan osilasi Cesium-133. Photo: iamchaitanya.wordpress.com
Kedua ditentukan berdasarkan osilasi atom cesium-133, yaitu 9,192,731,770 osilasi. Penentuan waktu berdasarkan osilasi atom inilah yang kita pakai pada berbagai alat elektronik kita, seperti computer, HP, jam, dll.

Penentuan waktu dengan menggunakan dua metode ini tidak selalu menghasilkan kesamaan waktu, karena penentuan waktu berdasarkan perputaran bumi tidak selalu tepat karena perputaran bumi yang memiliki inti yang cair terkadang mengalami percepatan atau juga perlambatan.

Waktu rotasi bumi yang mengalami perlambatan menyebabkan perlu dilakukan koreksi waktu internasional. Sumber: www.telegraph.co.uk
Waktu rotasi bumi yang mengalami perlambatan menyebabkan perlu dilakukan koreksi waktu internasional. Sumber: www.telegraph.co.uk
Sebagai gambaran berdasarkan laporan U.S. Naval Observatory dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini waktu berdasarkan perputaran bumi ini lebih lambat sekitar 1,5 – 2 mili detik setiap harinya jika dibandingkan dengan waktu berdasarkan atom.

Jadi untuk menyamakan waktu berdasarkan  kedua metode penentuan  waktu ini, IERS melakukan kebijakan yang dikenal dengan  leap second jika perbedaan keduanya sudah mencapai 0,9 detik. Berdasarkan data yang ada ternyata sejak tahun 1972 telah terjadi 26 kali leap second yang ditambahkan dengan interval bervariasi antara 6 bulan–7 tahun sekali. Leap second terakhir terjadi pada tanggal 30 Juni 2015 lalu.

Di lapangan penambahan waktu 1 detik ini dengan interval yang tidak beraturan memang mendatangkan masalah tersendiri bagi pengelola jejaring komputer. Sebagai contoh ketika leap second terjadi pada tahun 2012 lalu terjadi banyak jejaring computer mengalami crash seperti yang dialami oleh Mozilla, Reddit, Foursquare, Yelp, LinkedIn dan StumbleUpon. Demikian juga dengan Linux operating system yang programnya ditulis dalam Java.

Jadi walaupun misalnya setiap tahun terjadi perbedaan waktu sebanyak 1 detik antara penentuan waktu berdasarkan peredaran bumi dan berdasarkan atom pengaruhnya tidaklah seburuk apa yang kita bayangkan karena dalam kurun waktu 100 tahun perbedaan waktunya kurang dari 2 menit dan dalam 1000 tahun perbedaannya tidak melebihi 17 menit.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun