Cheetah dengan nama latinnya Acinonyx jubatus merupakan salah satu hewan yang paling elegan di dunia. Warna dan pola warnanya yang menakjubkan ditambah dengan kelangsingan tubuhnya yang memungkinkan hewan ini tercatat sebagai salah satu hewan yang tergesit dan tercepat di dunia. Â
Dunia memang sudah lama mengetahui bahwa jumlah Cheetah yang masih hidup terus menurun, namun publikasi terakhir dari para peneliti dari Zoological Society of London (ZSL), Panthera dan  Wildlife Conservation Society (WCS) yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah the journal Proceedings of the National Academy of Sciences tanggal 27 Desember 2016 lalu tetap saja mengejutkan dunia.
Menuju kepunahan
Studi terkait habitat dan jumlah Cheetah ini dinilai oleh banyak kalangan sebagai studi yang paling komprehensif yang menghasilkan data jumlah Cheetah yang paling akurat yang ada saat ini.
Menurut publikasi ini jumlah Cheetah yang ada di dunia hanya tinggal 7,100 ekor saja dan habitat mereka saat ini sudah menciut 91% jika dibandingkan dengan wilayah yang pernah tercatat sebagai habitat alami Cheetah.
Kasus penurunan populasi Cheetah yang kini menjadi perhatian dunia memang sangat mengkhawatirkan. Di Zimbabwe misalnya, dalam kurun waktu hanya 16 tahun saja jumlah Cheetah berkurang dari semula 1,200 ekor menjadi hanya 170 ekor saja saat ini atau setara dengan penyusutan populasi sebesar 85%.
Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa jumlah perburuan illegal Cheetah baik di wilayah yang diproteksi maupun di luar wilayah ini belum dapat dinyatakan secara pasti.
Apa yang harus dilakukan?
Populasi Cheetah dunia terus merosot dalam  abad terkahir ini menyebabkan hewan  masuk dalam kategori hewan yang hampir punah. Di dalam daftar The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species, Cheetah digolongkan dalam kategori 'Vulnerable' to 'Endangered'.
Artinya dengan keberadaan Cheetah di kategori ini, diperlukan dukungan konservasi internasional, menjadi prioritas konservasi dan memerlukan  perhatian khusus agar hewan ini tidak punah.
Dalam menjaga Cheetah agar tidak punah memang diperlukan dana dan sumberdaya yang sangat besar. Â Program konservasi ini memang memerlukan gerakan internasional untuk menyelamatkan Cheetah.
Pertemuan CITES CoP17 di Johannesburg dianggap bersejarah karena berhasil mengeluarkan resolusi pelarangan perdagangan Cheetah hidup dari wilayah Afrika.
Pendekatan konservasi holistik yang melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah lintas negara memang sangat diperlukan dalam menangani ancaman kepunahan Cheetah ini.
Keserakahan dan ketamakan manusia merupakan faktor penting yang berperan dalam kemunahan satwa liar. Â Jika hal ini tidak disadari dan dilakukan langkah yang sistematis, maka anak cucu kita tentunya hanya akan dapat melihat gambah Cheetah saja, karena Cheetah suatu waktu akan punah bak ditelan bumi.
Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H