Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lonceng Kepunahan Cheetah

29 Desember 2016   05:55 Diperbarui: 29 Desember 2016   11:06 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepunahan Cheetah tinggal menunggu waktu saja. Sumber: Zoological Society of London

Cheetah dengan nama latinnya Acinonyx jubatus merupakan salah satu hewan yang paling elegan di dunia. Warna dan pola warnanya yang menakjubkan ditambah dengan kelangsingan tubuhnya yang memungkinkan hewan ini tercatat sebagai salah satu hewan yang tergesit dan tercepat di dunia.  

Dunia memang sudah lama mengetahui bahwa jumlah Cheetah yang masih hidup terus menurun, namun publikasi terakhir dari para peneliti dari Zoological Society of London (ZSL), Panthera dan  Wildlife Conservation Society (WCS) yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah the journal Proceedings of the National Academy of Sciences tanggal 27 Desember 2016 lalu tetap saja mengejutkan dunia.

Menuju kepunahan

Studi terkait habitat dan jumlah Cheetah ini dinilai oleh banyak kalangan sebagai studi yang paling komprehensif yang menghasilkan data jumlah Cheetah yang paling akurat yang ada saat ini.

Menurut publikasi ini jumlah Cheetah yang ada di dunia hanya tinggal 7,100 ekor saja dan habitat mereka saat ini sudah menciut 91% jika dibandingkan dengan wilayah yang pernah tercatat sebagai habitat alami Cheetah.

Habitat Cheetah menciut 91% merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penurunan jumlah Cheetah. Sumber: voices.nationalgeographic.com
Habitat Cheetah menciut 91% merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penurunan jumlah Cheetah. Sumber: voices.nationalgeographic.com
Penyusutan habiat Cheetah. Sumber: userscontent2.emaze.com
Penyusutan habiat Cheetah. Sumber: userscontent2.emaze.com
Cheetah Asia tercatat yang mengalami penurunan populasi terbesar. Sebagai contoh di Iran, jumlah Cheetah di wilayah terisolasi di Iran tinggal hanya kurang dari 50 ekor saja.

Kasus penurunan populasi Cheetah yang kini menjadi perhatian dunia memang sangat mengkhawatirkan. Di Zimbabwe misalnya, dalam kurun waktu hanya 16 tahun saja jumlah Cheetah berkurang dari semula 1,200 ekor menjadi hanya 170 ekor saja saat ini atau setara dengan penyusutan populasi sebesar 85%.

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa jumlah perburuan illegal Cheetah baik di wilayah yang diproteksi maupun di luar wilayah ini belum dapat dinyatakan secara pasti.

Perburuan liar faktor lain yang berperan. Sumber: s3.amazonaws.com
Perburuan liar faktor lain yang berperan. Sumber: s3.amazonaws.com
Di samping perburuan illegal penurunan populasi Cheetah yang sangat drastis ini disebabkan juga oleh konflik lingkungan tempat antara tinggal antara manusia dan habitat Cheetah, perburuan berlebihan, kehilangan habitat dan perdagangan illegal bagian tubuh Cheetah, perdagangan sebagai hewan peliharaan eksotik.

Perdagangan Cheetah sebagai hewan peliharaan turut mempercepat laju kepunahan. Sumber: theirturn.net
Perdagangan Cheetah sebagai hewan peliharaan turut mempercepat laju kepunahan. Sumber: theirturn.net
Hal lain yang memperburuk situasi adalah penurunan sebanyak 75% luasan habiat Cheetah yang membuat hewan yang memiliki daya jelajah yang sangat luas ini makin tersudut.

Apa yang harus dilakukan?

Populasi Cheetah dunia terus merosot dalam  abad terkahir ini menyebabkan hewan  masuk dalam kategori hewan yang hampir punah. Di dalam daftar The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species, Cheetah digolongkan dalam kategori 'Vulnerable' to 'Endangered'.

Artinya dengan keberadaan Cheetah di kategori ini, diperlukan dukungan konservasi internasional, menjadi prioritas konservasi dan memerlukan  perhatian khusus agar hewan ini tidak punah.

Dalam menjaga Cheetah agar tidak punah memang diperlukan dana dan sumberdaya yang sangat besar.  Program konservasi ini memang memerlukan gerakan internasional untuk menyelamatkan Cheetah.

Pertemuan CITES CoP17 di Johannesburg dianggap bersejarah karena berhasil mengeluarkan resolusi pelarangan perdagangan Cheetah hidup dari wilayah Afrika.

Jika tidak ditangani segera mereka hanya tinggal kenangan. Sumber: rackcdn.com
Jika tidak ditangani segera mereka hanya tinggal kenangan. Sumber: rackcdn.com
Dalam mengurangi laju kepunahan Cheetah ini para pakar konservasi menghendaki adanya paradigma baru. Konservasi Cheetah diharapkan dapat menerapkan konsep konservasi lintas wilayah negara secara terorganisasi dalam hal penyusunan strategi konservasi regional.

Pendekatan konservasi holistik yang melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah lintas negara memang sangat diperlukan dalam menangani ancaman kepunahan Cheetah ini.

Keserakahan dan ketamakan manusia merupakan faktor penting yang berperan dalam kemunahan satwa liar.  Jika hal ini tidak disadari dan dilakukan langkah yang sistematis, maka anak cucu kita tentunya hanya akan dapat melihat gambah Cheetah saja, karena Cheetah suatu waktu akan punah bak ditelan bumi.

Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun