Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Kemanusiaan Jackie Chan

2 Desember 2016   06:09 Diperbarui: 2 Desember 2016   06:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas penelitian kanker. Sumber: jcsmr.anu.edu.au

Nama Jackie Chan mungkin sudah sangat dikenal di kalangan penggemar film kungfu.  Bintang film yang sangat terkenal dengan perannya dalam film pemeran Drunken Master ini memang sangat fenomenal dengan kelucuan, keceriaan dan kemahirannya dalam bela diri. Namun tidak banyak orang yang mengetahui sisi kemanusiaan dari mega bintang ini.

Tidak semua orang tahu bahwa ternyata Jackie Chan pernah sekolah di Dickson College (setara dengan SMA di Indonesia) di Canberra, Australia selama dua tahun.

Jackie Chan di usia sekolah. Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Jackie Chan di usia sekolah. Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Kedua orangtua Jackie Chan menetap di Canberra  pada awal  tahun 1970.  Saat itu ayahnya bekerja sebagai koki di kedutaan Amerika di Canberra sebelum sukses mengelola bisnis rumah makannya.

Sebelum menjadi bintang film terkenal  seperti saat ini, Jackie Chan pernah bekerja sebagai pekerja bangunan.  Bahkan nama Jackie yang menjadi ikon dirinya ini diberikan oleh sesama rekan kerjanya ketika mereka kesulitan menyebut nama Cinanya.

Jackie Chan ketika berkunjung ke lembaga penelitian kanker yang disumbangnya bersama Perdana Menteri Australia Kevin Rudd tahun 2008. Photo: Glen Mccurtayne
Jackie Chan ketika berkunjung ke lembaga penelitian kanker yang disumbangnya bersama Perdana Menteri Australia Kevin Rudd tahun 2008. Photo: Glen Mccurtayne
Pada tahun 2002 Jackie Chan memberikan donasi yang sangat besar kepada Australian National University yang saat ini menjadi salah satu univeritas elit dunia untuk pengembangan penelitian yang terkait dengan kanker.

Donasi ini memang akan terus dikenang oleh Jackie Chan maupun oleh pihak John Curtin School of Medical Research sebagai bagian kenangan pada  ibu Jackie Chan bernama  Lee Lee Chan yang   meninggal akibat kanker beberapa waktu sebelum pemberian  donasi. Pada tahun 2008 ayah Jackie Chan, Charlie juga meninggal akibat kanker diusianya  93 tahun.

Donasi yang diberikan oleh Jackie Chan untuk penelitian kanker ini oleh pihak Australian National University disebutkan berdampak besar pada terobosan dalam penelitian kanker.

John Curtin School of Medical Reserch. Sumber: www.abc.net.au
John Curtin School of Medical Reserch. Sumber: www.abc.net.au
Fasilitas penelitian kanker. Sumber: jcsmr.anu.edu.au
Fasilitas penelitian kanker. Sumber: jcsmr.anu.edu.au
John Curtin School of Medical Research, Australian National University memang merupakan salah satu pusat penelitian kanker elit dunia. Lembaga penelitian ini sudah menghasilkan 2 peraih hadiah nobel dalam bidang biologi dan kedokteran.

Jackie Chan bersama dengan perdana menteri Australia ketika meresmikan Jackie Chan Reserach Center di Australian National University tahun 2008. Sumber: www.theage.com.au
Jackie Chan bersama dengan perdana menteri Australia ketika meresmikan Jackie Chan Reserach Center di Australian National University tahun 2008. Sumber: www.theage.com.au
Salah satu peran lembaga penelitian ini yang cukup menonjol adalah  penelitian dalam mengembangkan obat baru untuk memerangi kanker. Ada pesan dari ayahnya  yang selalu diingat oleh Jackie Chan dalam menjalani hidupnya, yaitu “sedikit bicara, banyak kerja”

Nama Jackie Chan diabadikan di salah satu dinding di pusat penelitian. Doc. pribadi
Nama Jackie Chan diabadikan di salah satu dinding di pusat penelitian. Doc. pribadi
Disamping sebagai kenangan dari ayah dan ibunya yang meninggal akibat kanker, donasi yang diberikan oleh bintang film ternama ini dimaksudkan sebagai ucapan terima kasihnya kepada masyarakat Canberra dan juga Australia yang telah menjaga dan menerima orang tuanya selama 46 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun