Di beberapa negara pengujian ini data dilakukan dengan metode scan invasive atau bahkan ada yang dapat dilakukan dengan pengujian darah untuk memprediksi kejadian kelaianan jumlah kromosom ini. Pada kasus bayi tabung pengujian ini biasanya sudah menjadi bagian dari prosedur yang harus dilakukan sebelum dilakukan pembuahan sel telur.
Walaupun hasil penelitian ini tampaknya dapat membuat was was wanita berumur yang ingin memiliki anak, namun ada hal yang menggembirakan ternyata walaupun umur bertambah tidak semua sel telur yang dihasilkan memiliki kelainan jumlah kromosom, namun sebagian besar sel telur yang dihasilkan masih normal.
Namun mengingat peluang ini dapat terjadi dan frekuensi  kelainan jumlah kromosom pada sel telur semakin bertambah dengan semakin bertambahnya usia, dianjurkan agar wanita merencanakan memiliki anak pada usia optimum dan masih tergolong muda.Â
Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H