Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa salah satu pangkalan militer Amerika ada di Darwin di wilayah utara Australia. Â Jika kita buka kembali arsip sejarah, maka kedekatan Australia dengan Amerika sebagai sahabat sudah berlangsung cukup lama.
Pangkalan militer Amerika di Darwin ini mulai dibangun pada tahun 1938 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1940. Pangkalan militer Amerika di Darwin saat ini memiliki 1250 personal militer dan diperkirkan jumlah ini akan meningkat menjadi 2500 personel pada tahun 2017.
Pertanyaan yang paling mendasar adalah mengapa Amerika menempatkan pangkalan militernya di Darwin dan mengapa Australia mengijinkannya?
Meningkatnya pengaruh Tiongkok di wilayah laut Tiongkok selatan memang sangat mengkhawatirkan kedua negara.  Namun tampaknya peta geopolitik dunia kini sudah banyak berubah.  Walaupun saat ini ada konflik kepentingan di laut Tiongkok  Selatan, namun keeratan hubungan antara Australia dan Tiongkok sangat signifikan.  Saat ini Tiongkok merupakan mitra ekonomi dan pendidikan utama Australia.
Pada saat ini terdapat 150.000 mahasiswa Tiongkok yang sedang menempuh studinya di Australia yang tentunya memberikan dampak yang sangat besar pada perekonomian dan lapangan kerja Australia. Â Dalam berbagai sektor kini Tiongkok merupakan mitra dagang Australia.
Pemerintah Northern Territory dimana kota Darwin berada sudah menandatangani kesepakan untuk menyewakan pelabuhan Darwin kepada salah satu perusahaan dari Tiongkok selama 99 tahun dengan biaya  sewa sebesar $506 juta yang tentunya akan mendorong perekonomian wilayah ini dan juga mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan sosial di wilayah ini.
Namun kini keberadaan pangkalan militer ini banyak menjadi pertanyaan sekaligus mengundang gugatan dari banyak pakar sejarah dan politik negara kangguru ini.
Darwin bukanlah kota besar karena kota ini hanya berpenduduk 130.000 orang. Â Kota yang berada di ujung utara Australia yang berdekatan dengan Indonesia ini sangat unik karena 10% dari total penduduknya adalah orang Aborigin.
Data statistik menunjukkan bahwa Darwin memiliki catatan kriminal tertinggi jika dibandingkan dengan kota lainnya di Australia, demikian juga dengan jumlah orang yang tidak memiliki rumah. Â 75% dari pelaku tindak kejahatan disebabkan karena pengaruh narkoba. Â Darwin tercatat juga sebagi kota yang tertinggi jumlah pecandu alkoholnya. Â Tahun ini Darwin juga mengalami masalah dengan menyakit seksual yang menular dan juga hepatitis.
Para pakar mensinyalir bahwa keberadaan pangkalan militer Amerika di Darwin tampaknya tidak memperbaiki berbagai masalah sosial yang sedang dihadapi oleh kota Darwin, justru diduga memperburuk kondisi sosial disana.
Mengingat para personel militer Amerika ini membayar pajaknya kepada pemerintah Amerika, maka harapan bahwa keberadaan pangkalan militer ini akan meningkatkan fasilitas kesehatan, menaggulangi krisis akomodasi, pengurangan tingkat kriminal dll tampaknya tidak terjadi.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lowy Institute pada tahun 2015 lalu menunjukkan bahwa 80% dari masyarakat Australia menilai bahwa keberadaan pangkalan militer ini tidak banyak berperan bagi keamanan Australia. Sebanyak 85% dari responden menyatakan bahwa keberadaan pangkalan militer ini kemungkinan besar akan menyeret Australia dalam konflik yang melibatkan Amerika.
Oleh sebab itu dengan perubahan peta geopolitik, maka banyak kalangan yang mempertanyakan apakah masih diperlukan keberadaan pangkalan militer Amerika di Darwin ini? Apakah menjaga status quo dominasi Amerika dalam kekuatan militer dunia yang negaranya berjarak 12.000 km dari Australia ini sangat penting?
Masa depan kelanjutan kedekatan hubungan militer Australia dan Amerika ini akan sangat tergantung pada perubahan peta geopolitik dunia yang sangat dinamis. Â Satu hal yang jelas terjadi adalah pengaruh dominan Amerika dalam peta geopolitik dunia semakin memudar dengan semakin besarnya pengaruh Tiongkok dan Rusia.
Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat,Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H