Protozoa parasit leishmania disebarkan oleh betina lalat jenis sand fly. Photo: John Spaull
lalat jenis Phlebotomine sandfly. Photo: www.goodtrips.org
Penderia
leishmaniasis dalam bentuk
cutaneous seringkali ditandai dengan koreng yang cukup besar dan terus berkembang yang seringkali disalah artikan dan penderitanya diasingkan oleh masyarakat karena dianggap sebagai penyakit menular jika bersentuhan dengan penderita.
Pada kasus leishmaniasis yang cukup parah koreng terus memburuk dan berkembang serta bertambah luas akibat parasit ini secara pelahan namun secara pasti terus memakan dan menggerogori daging dan tissue lainnya dari penderita.
Siklus hidup dan penyebaran parasit protozoa leishmania. Sumber: www.cell.com
Pada kasus yang paling membahayakan yaitu
Visceral leishmaniasis atau yang dikenal juga dengan
“kala-azar” disamping luka yang menghitam dengan daging dan jaringan tubuh tergerogoti serta disertai dengan demam, penurunan berat badan, batuk, diare, sakit kepala, mual. Dalam berbagai kasus perasit ini dapat menghabiskan bagian hidung dan mult penderita secara total.
Parasit leishmania diperkirakan sudah ada sekitar 65 juta tahun yang lalu yang terus berkembang dan berevolusi sehingga penularannya dapat dengan mulai melalui gigitan lalat pasir ini.
Parasit pemakan daging leishmania. Sumber: media.tumblr.com
Lalat betina jenis
sand fly ini memerlukan darah untuk membentuk telur telurnya. Pada saat lalat penggigit dan menghidap darah orang yang sudah terjangkiti parasit
leishmania, parasit akan masuk ke dalam sistem pencernaan lalat dan membentuk gel. Gel inilah yang memicu nafsu lalat untuk menghisap lebih sering dan lebih banyak lagi darah. Pada saat lalat akan berhenti mengisap darah, lalat menyalurkan parasit dalam bentuk gel ini melalui gigitannya dan memasuki tubuh korban yang digigitnya.
Masalah yang terberat dalam penanggulangan penyakit ini selain masalah buruknya kualitas kesehatan adalah belum ditemukannya obat yang dapat mengatasi penyakit ini. Oleh sebab itu, walaupun menurut catatan WHO kasus leishmaniasis di Indonesia masih sedikit, namun jika tidak diantisipasi bukan tidak mungkin akan berkembang dengan cepat dan menjadi masalah nasional mengingat lingkungan dan iklim Indonesia sangat idel bagi perkembangbiakan lalat yang membawa parasit yang mematikan ini.
Sumber: Satu,dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Healthy Selengkapnya