Harapan memang harus terus dilekatkan, namun harapan tersebut haruslah realistis, apalagi di ajang F1 yang sangat ketat ini. Di samping itu, kita semua harus menyadari ada perbedaan yang sangat besar antara olahraga amatir dan profesional.
Sudah menjadi hukum alam bahwa ajang F1 bukanlah ajang balap ekshibisi, melainkan balapan profesional yang memerlukan prestasi prima. Ajang balap F1 memerlukan dukungan dana yang sangat besar untuk mendukung seorang pembalap meraih prestasi. Bagi pembalap yang tidak memenuhi kriteria tersebut sudah dipastikan akan tersingkir.
Kita dapat melihat bagaimana ketika Sebastian Vettel ketika di tim Red Bull dapat meraih prestasi prima, namun setelah pindah fabrikan ke Ferrari yang tentunya juga fabrikan utama tidak dapat menunjukkan prestasi primanya. Hal ini kembali menunjukkan bahwa faktor fabrikan juga sangat menentukan prestasi seorang pembalap.
Di tengah tengah dukungan dana yang semakin kembang kempis yang mengancam keberadaan Rio di ajang F1 ini, mudah-mudahan kita semua menyadari bahwa harapan yang terlalu besar dan yang cenderung "dibesar-besarkan" justru dapat berakibat buruk pada prestasi anak muda Indonesia seperti Rio ini di masa mendatang.Â
Biarlah Rio berkembang secara alami seiring dengan bertambahnya waktu untuk menimba pengalaman dan setapak demi setapak menuai prestasi. Sekali masuk dalam ajang olahraga professional, Rio harus mengikuti budaya dan menunjukkan profesionalitasnya untuk dapat bertahan di olahraga yang sangat ketat persaingan ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H