Bagi anda pernah menonton film Rambo 1, maka kejadian penembakan di Dallas yang mendominasi media massa beberapa hari ini ada kemiripan.
Pelaku utamanya yang sampai saat ini tercatat telah membunuh sebanyak 5 polisi dan melukai  tujuh polisi lainnya saat terjadi demonstrasi memprotes penembakan polisi kulit putih  terhadap orang kulit hitam  yang dikenal dengan End of A Black Lives Matter protest jumat lalu  tercatat sebagai mantan tentara yang pernah bertugas di Afghanistan. Ironisnya salah satu korban meninggal adalah veteran yang baru saja bertugas di Irak.
Berdasarkan informasi yang didapat oleh pihak berwenang Micah Johnson tercatat sebagai pasukan cadangan Amerika pada tahun 2009-2015 dan pernah ditugaskan di Afganistan darti bulan Nopember 2013 sampai dengan Juli 2014.
Dari hasil analisa video saat penembakan menunjukkan bahwa dalam aksinya selama kurang lebih 45 menit terlihat Johnson melakukan penembakan dengan cara yang biasa dilakukan oleh tentara yang terlatih. Â Hal ini didukung dengan cara Johnson bergerak, menaikkan dan menurunkan senjatanya, dan juga cara berlindung dari serangan polisi yang ingin mematahkan serangannya.
Latar belakang
Dari pemberitaan NBC News, Johnson bekerja pada sebuah perusahaan yang bernama Touch of Kindness yang membantu anak  anak dan orang dewasa  yang mengalami gangguan mental.  Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para tetangga yang tinggal di perumahan kelas menengah tempat Johnson tinggal menunjukkan bahwa Johnson dikenal sebagai anak pendiam dan baik.
Sebelum peristiwa penembakan, dia memposting sikapnya dengan mempertanyakan mengapa banyak orang kulit putih sangat menikmati ketika membunuh orang kulit hitam dan berpartisipasi dalam kematian orang kulit hitam yang tidak bersalah. Bahkan pada hari jumlat pagi dia menyerukan agar seluruh gang di seluruh Amerika untuk menyerang dengan seruan "attack everything in blue except the mail man".
Dalam salah satu photonya terlihat Johnson memakai baju Afrika dengan latar belakang bendera Pan-African yang berwarna merah, hitam dan hijau yang sangat popular di era tahun 1960 saat terjadinya pergerakan the Black Liberation.
Johnson memang telah berhasil dilumpuhkan dan mati akibat bom yang diledakkan oleh pihak berwenang dengan menggunakan robot, namun akar permasalahan ketegangan antara polisi dengan orang kulit hitam tampaknya sangat sulit untuk dicarikan pemecahan mengingat peristiwa yang disebut dengan kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam sudah berlangsung lama dan hal yang melatarbelakanginya  sangat komplek.
Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H