Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Saatnya Indonesia Mengendalikan Industri Rokok

27 Juni 2016   07:45 Diperbarui: 28 Juni 2016   03:31 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Australia merupakan salah satu negara pertama di dunia yang menerapkan aturan kemasan rokok polos beserta peringatan kerasnya akan bahaya merokok berupa gambar yang menyeramkan. Sumber: grayscale.org

Mudahnya rokok diakses oleh generasi muda. Sumber: blog.lexcigarettes.com
Mudahnya rokok diakses oleh generasi muda. Sumber: blog.lexcigarettes.com
Saat ini industri rokok yang terkontrol merupakan pilihan utama pemerintah untuk mengintrol industri rokok nasional.  Salah satu langkah pengontrolan yang paling rasional adalah meningkatkan cukai rokok dan kampanye gencar merokok serta penenerapan peraturan kemasan rokok polos.  Langkah ini terbukti berhasil menekan angka konsumsi rokok di Australia secara signifikan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.

Australia merupakan salah satu negara pertama di dunia yang menerapkan aturan kemasan rokok polos beserta peringatan kerasnya akan bahaya merokok berupa gambar yang menyeramkan. Sumber: grayscale.org
Australia merupakan salah satu negara pertama di dunia yang menerapkan aturan kemasan rokok polos beserta peringatan kerasnya akan bahaya merokok berupa gambar yang menyeramkan. Sumber: grayscale.org
Disamping itu pengaturan tempat penjualan rokok harus sudah mulai dilakukan termasuk di dalamnya peraturan batasan umur bagi pembeli rokok dan tentunya dengan disertai penegakan hukum dan sangsi yang tegas.

Ke depan dengan jika tekad yang serius dari pemerintah dalam “mengendalikan” industri rokok ini, diharapkan masalah rokok di Indonesia bukan lagi merupakan buah simalakama, melainkan suatu keharusan untuk menuju generasi Indonesia mendatang yang lebih sehat dan berkualitas.

Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun