Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Industri Minyak Kelapa Sawit Dunia Berada di Persimpangan Jalan

23 Juni 2016   11:28 Diperbarui: 24 Juni 2016   04:21 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye selamatkan orang hutan dari ekspansi kebun sawit melibatkan Harisson Ford. sumber: thebreakthrough.org

Jika kita pergi belanja dan mencermati label kandungan bahan baik produk makanan, kosmetika dll, maka akan jelas tergambar betapa masifnya penggunaan minyak kelapa sawit ini di dunia terutama di wilayah Asia termasuk Indonesia.

Produk-produk yang menggunakan bahan dari minyak kelapa sawit atau turunannya seperti ethylhexyl palmitate sangat masih seperti yang kita jumpai pada kosmetik, deterjen, makanan, kue, minyak goreng, coklat, margarin, sabun, dll. Hal ini berarti pada umumnya rumah tangga di berbagai negara terutama di belahan bumi selatan paling tidak bersinggungan dengan minyak kelapa sawit ini.

Memang dalam dekade terakhir minyak kelapa sawit digunakan juga sebagai bahan pembuatan biodiesel, namun hanya dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu hanya mencapai 5% dari produksi biodiesel secara keseluruhan.

Namun seiring dengan semakin masifnya penggunaan minyak kelapa sawit dan turunannya angin kencang kampanye penentang penggunaan minyak kelapa sawit ini semakin besar pula. Tantangan untuk menyerang produk kelapa sawit ini umumnya datang dari industri minyak tumbuhan yang diklaim lebih ramah lingkungan seperti canola, jagung, kacang tanah dan bunga matahari. Kubu penentang kelapa sawit ini umumnya datang dari kalangan industri dari benua Eropa dan Amerika.

Pesatnya perkembangan industri kelapa sawit
Industri kelapa sawit memang telah mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara negara produsennya. Sejak abad ke-19 tanaman kelapa sawit yang aslinya berasal dari Afrika Barat ini telah dikembangkan di wilayah Asia Timur dan bahkan terus merembat ke wilayah hutan tropis seperti di Kongo, Kolumbia dan Peru.

Peta produksi produsen dan konsumen minyak sawit dunia. Sumber: na.unep.net
Peta produksi produsen dan konsumen minyak sawit dunia. Sumber: na.unep.net
Sebagai gambaran betapa pesatnya pengembangan kelapa sawit ini, di Malaysia saja dalam kurun 1990-2005, 1/8 wilayah Malaysia yang mencapai 4,2 juta hektar telah ditanami kelapa sawit. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang perkembangan luasan tanaman kelapa sawitnya tercepat di dunia.

Indonesia dan Malaysia tercatat sebagai dua raksasa pemasok minyak sawit dunia yaitu mencapai hampir 90% produksi minyak sawit dunia. Malaysia yang semula menjadi negara produsen minyak sawit dunia, sejak tahun 2006 telah dikalahkan oleh Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Data pada tahun 2014 menunjukkan bahwa Indonesia memproduksi minyak sawit mencapai 47% dari produksi minyak sawit dunia, diikuti oleh Malaysia sebesar 37% dan sisanya sebesar 16 % diproduksi oleh negara negara lain di dunia.

sawit-576b6078c1afbd18048b4567.jpg
sawit-576b6078c1afbd18048b4567.jpg
Mamang tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini harga minyak kelapa sawit tercatat paling murah jika dibandingkan dengan minyak dari kacang-kacangan, minyak kelapa, minyak canola, minyak kedelai dan minyak dari biji bunga matahari. Di samping itu kelapa sawit memang paling banyak menghasilkan minyak per hektar nya dibandingkan dengan tanaman kelapa, kedelai dan bunga matahari.

Kampanye menentang industri kepala sawit
Isu utama yang digunakan untuk menentang perkembangan industri kelapa sawit adalah deforestasi, di mana terjadi pembersihan lahan secara besar besaran yang tadinya adalah lahan hutan tropis. Pengalihan fungsi lahan dari hutan menjadi tanaman kelapa sawit berakibat pada kehilangan bidodiversitas, polusi, pengambil alihan lahan tradisional yang tidak jarang berujung pada pelanggaran hak azasi manusia.

Photo seperti inilah yang meningkatkan kampanye anti minyak sawit. Photo: www.orangutans.com.au
Photo seperti inilah yang meningkatkan kampanye anti minyak sawit. Photo: www.orangutans.com.au
Kampanye selamatkan orang hutan dari ekspansi kebun sawit melibatkan Harisson Ford. sumber: thebreakthrough.org
Kampanye selamatkan orang hutan dari ekspansi kebun sawit melibatkan Harisson Ford. sumber: thebreakthrough.org
Kalangan penentang perluasan industri kelapa sawit terutama di wilayah hutan troipis berargumentasi bahwa sekali hutan tropis itu beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit maka akan sangat sulit sekali dikembalikan fungsinya menjadi hutan.

Deforestasi akibat perluasan lahan perkebunan sawit. Photo: Katie Valentine
Deforestasi akibat perluasan lahan perkebunan sawit. Photo: Katie Valentine
Biasanya setelah kebun kelapa sawit tersebut tidak lagi produktif, maka tanaman tersebut ditinggal begitu saja oleh pemilik perkebunan dan untuk mempertahankan usahanya, pemilik perkebunan biasanya membuka lahan baru. Pola seperti inilah yang dikhawatirkan oleh banyak pihak akan terus menggerus hutan tropis.

Bagi kelompok penentang industri kelapa sawit, Indonesia dicatat sebagai negara nomor dua yang paling tinggi angka deforestasi nya setelah Brazil. Pada kurun waktu 2000-2010 saja, setiap tahunnya diperkirakan Indonesia kehilangan hutan tropisnya seluas 820.000 hektar. 

Memang seberapa besar industri kelapa sawit di Indonesia berperan dalam kehilangan hutan tropis ini sangatlah sulit dihitung secara pasti, namun diperkirakan industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 10-16 % dalam 2 dekade terakhir ini. Saat ini saja diperkirakan luasan lahan perkebunan sawit di Indonesia mencapai 4,1 juta hektar dan perluasan lahan sawit yang paling agresif terjadi pada kurun waktu 1990-2005 yang lalu.

Kampanye anti minyak sawit mengancam keberadaan industri minyak sawit. Photo: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Kampanye anti minyak sawit mengancam keberadaan industri minyak sawit. Photo: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Isu lain yang digunakan untuk menetang industri kelapa sawit adalah isu kesehatan, di mana minyak sawit diklaim tidak ramah dengan kesehatan karena mengandung lebih banyak lemah jenuh (saturated) yang beperan dalam meningkatkan kolesterol jahat yang berdampak pada kesehatan jantung.

Kampanye anti minyak sawit makin meluas: Sumber: www.saynotopalmoil.com
Kampanye anti minyak sawit makin meluas: Sumber: www.saynotopalmoil.com
Sebagai perbandingan satu sendok teh minyak sawit mengandung sebanyak 13,6 gram lemak dan 6,7 gram nya adalah lemak jenuh. Di lain pihak satu sendok teh minyak canola hanya mengandung lemak jenuh sebanyak 1 gram dan 1 sendok teh minyak zaitun mengandung 1,9 gram lemak jenuh. Namun dalam hal kandungan lemak jenuh ini ternyata minyak sawit mengandung lemak jenuh yang lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak kelapa yang mengandung 11,8 gram lemak jenuh setiap 1 sendoknya.

Kelapa sawit memang merupakan sumber vitamin E yang lebih baik jika dibandingkan dengan minyak lainnya seperti minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak canola dan minyak kelapa. Di samping itu minyak sawit mengandung antioksidan seperti carotenoids dan tocotrienols yang dapat berfungsi untuk melindungi kanker tipe tertentu seperti yang dipublikasi di European Journal of Lipid Science and Technology.

Jadi tampaknya argumentasi kerusakan lingkungan lebih dominan jika dibandingkan dengan isu kesehatan dalam upaya menentang keberadaan industri sawit ini.

Bagaimana solusinya?
Mengingat industri sawit utama dunia dikembangkan di lahan hutan tropis yang sudah dialihfungsikan, maka isu deforesasi ini menjadi sorotan dunia mengingat hutan tropis itu bukan hanya milik negara yang bersangkutan namun telah menjadi paru-paru dunia. Kebakaran hutan dalam pembersihan lahan menambah parah kerusakan lingkungan dan polusi.

Memang ada yang berargumentasi bahwa suara yang menentang keberadaan industri sawit dunia timbul akibat persaingan dagang global mengingat jika industri kelapa sawit ini terus berkembang maka akan membahayakan industri minyak lainnya seperti canola dan bunga matahari yang umumnya dikembangkan di Amerika dan Eropa.

Minyak dari tanaman Canola dianggap lebih sehat dibandingkan dengan minyak sawit. Photo: static.panoramio.com
Minyak dari tanaman Canola dianggap lebih sehat dibandingkan dengan minyak sawit. Photo: static.panoramio.com
Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa peran industri sawit dunia dalam meningkatkan laju deforestasi dan penurunan biodiveristas memang besar.

Ke depan, tanpa upaya pengembangan teknologi industri kelapa sawit yang berkelanjutan, maka industri kelapa sawit dunia akan terancam keberadaannya. Pelarangan dan pemboikotan pembelian minyak kepala sawit di negara negara besar di Amerika dan di Eropa secara total akan menghantam industri sawit.

Oleh sebab itu, pengembangan teknologi pembibitan dan teknik budidaya dan proteksi lingkungan sangat diperlukan untuk menjadikan perkebunan kelapa sawit yang produktivitasnya dapat dipertahankan dalam jangka panjang tanpa terus menerus harus membuka lahan baru terutama merambah hutan tropis.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun