Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengintip Masa Kampenye di Australia

30 Mei 2016   07:53 Diperbarui: 30 Mei 2016   10:10 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politisi di parlemen harus memiliki kemampuan penguasaan program karena kualitasnya dapat diamati langsung oleh pemilihnya. Photo: www.afr.com

Australia saat ini memasuki masa kampenye yang menurut catatan merupakan masa kampanye yang terpanjang, yaitu mencapai hampir 8 minggu dan puncaknya adalah hari pemilihan  pada hari sabtu tanggal 2 Juli mendatang.

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.  Mungkin ungkapan itulah yang tepat untuk membandingkan masa kampanye di Indonesia dan di Australia. Apa yang terjadi di lapangan memang  menunjukkan banyak perbedaan, namun dua perbedaan yang paling menyolok adalah pengerahan massa  dan adu program.

Tidak Ada Pengerahan Massa

Situasi kampanye yang paling menyolok perbedaannya dengan di Indonesia adalah masalah pengerahan massa. Masa kampanye di Indonesia bagi sebagian orang merupakan masa yang cukup menakutkan karena adanya pengerahan masa yang terkadang dapat menimbulkan situasi yang tidak dapat dikendalikan. Iring iringan masa juga mengganggu masyarakat awam karena rawan menimbulkan kemacetan. Masih adanya pengerahan massa anak anak di bawah umur dalam berbagai kesempatan kampanye juga sangat memprihatinkan.

Di Australia pengerahan masa tidak terjadi bahkan sebaliknya justru adu program dilakukan melalui media elektronik dan media masa sangat meninjol. Dalam masa kampenye ini mereka mengunjungi berbagai wilayah termasuk wilayah terpencil untuk menyampaikan programnya. Melalui liputan media masa inilah masyarakat Australia dapat mengikuti program yang ditawarkan untuk menentukan pilihannya.

Satu hal yang paling menarik  adalah adanya serangkaian debat yang disiarkan secara langsung oleh berbagai stasiun TV terkait program kedua belah pihak yang bersaing. Melalui debat inilah para pemilih dapat menilai program yang ditawarkan sekaligus kemampuan pimpinan yang akan mereka pilih dalam menangani masalah domestik dan internasional.

Bagi politisi maupun pimpinan koalisi dan pimpinan oposisi setiap perkataan dan kebijakan yang dilontarkan selama kampanye harus benar benar diperhitungkan, sebab jika salah ucap akan menjadi masalah besar dan dapat mengakibatkan kehilangan pemilih.

Pada umumnya politisi di Australia sebagian besar menapaki karir politiknya dari bawah, sehingga dapat dipastikan wakil rakyat yang terpilih di parlemen memiliki latar belakang kuat dan memiliki kemampuan yang memadai. 

Politisi di parlemen harus memiliki kemampuan penguasaan program karena kualitasnya dapat diamati langsung oleh pemilihnya. Photo: www.afr.com
Politisi di parlemen harus memiliki kemampuan penguasaan program karena kualitasnya dapat diamati langsung oleh pemilihnya. Photo: www.afr.com
Kita tidak akan menemukan politisi karbitan ataupun dadakan yang ada di parleman Australia, karena dalam masa perdebatan program, rakyat dapat melihat langsung kualitas wakil yang dipilihnya di parlemen melalui siaran TV dan pemberitaan di media massa, dan tentunya jika ada politisi yang tidak berkualitas akan sangat memalukan bagi yang besangkutan.

Pemilih adalah raja

Di Australia mengikuti pemilu wajib hukumnya, jadi bagi warga Australia yang telah memenuhi syarat dan tidak berpartisipasi dalam pemilu akan dikenakan denda uang yang cukup besar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun