Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Neanderthals Tidak Seprimitif yang Kita Duga

26 Mei 2016   07:00 Diperbarui: 26 Mei 2016   08:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi gua tempat struktur bangunan ditemukan. Photo: www.Nature.com

Mungkin sebagian besar dari kita pernah mendengar kata Neanderthal yang merupakan bagian dari sepihan cikal bakal manusia modern. Neanderthal pernah hidup di Eropa, Asia Tengah dan Timur Tengah sampai dengan 300.000 tahun yang lalu, namun keberadaan punah sekikar 40.000 tahun yang lalu..

Keberadaan Neanderthal sebenarnya hampir sama dengan ketibaan Homo sapiens di  wilayah ini yang berasal dari Afrika, yang dikaitkan dengan mulai munculnya manusia cikal bakal manusia modern pada sekitar 200.00 tahun yang lalu.

Berdasarkan hasil analisa sampel DNA dari temuan fosil, kedua ranting manusia purba ini disimpulkan bahwa telah terjadi perkawinan antara Neanderthal dengan Homo sapiens ini. Jejak DNA manusia purba ini masih dapat ditemukan pada manusia modern saat ini, yaitu sebenar 2%, kecuali pada orang Afrika, karena Neanderthal tidak pernah hidup dan tinggal di benua Afrika.

Tidak se primitif yang kita duga

Berdasarkan hasil temuan dan rekonstruksi struktur bangunan purba yang ditemukan di dalam gua Bruniquel pada tahun 1990 di bagian selatan wilayah Perancis yang memiliki jalur masuk sepanjang lebih dari 300 meter, Neanderthal ini telah membangun 6 struktur bangunan dengan lebar bangunan mencapai hampir 7 meter. Struktur bangunan komplek  ini dibangun sekitar 176.500 tahun yang lalu, yaitu jauh sebelum masa ketibaan Homo sapiens di Eropa.

Lokasi gua tempat struktur bangunan ditemukan. Photo: www.Nature.com
Lokasi gua tempat struktur bangunan ditemukan. Photo: www.Nature.com
Formasi bangunan karya Neanderthal. Photo: Xavier Muth/Get in Situ, Archéotransfert, Archéovision -SHS-3D
Formasi bangunan karya Neanderthal. Photo: Xavier Muth/Get in Situ, Archéotransfert, Archéovision -SHS-3D
Hasil temuan yang spektakuler ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang paling bergengsi, yaitu Nature.  Tidak pelak lagi, temuan struktur bangunan ini  menggugurkan  hipotesis bahwa Neanderthal hanya merupakan manusia yang tinggal dalam gua dengan gaya hidup yang sangat primitif.

Apa yang mereka bangun?

Mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa Neanderthal berhasil membangun 6 struktur bangunan di dalam gua yang tersembunyi dengan lorong menuju bangunan ini sepanjang 300 meter masuk ke dalam gua.

Pemilihan lokasi untuk membangun di dalam gua yang tersembunyi ini menunjukkan bahwa mereka telah memperhitungkan faktor keamanan dan kenyamanan, sehingga mereka terlindung dari serangan kelompok lain,  binatang buas dan juga cuaca ekstrim.

Kondisi bekas bangunan saat ini. Photo: Etienne Fabre/SSAC
Kondisi bekas bangunan saat ini. Photo: Etienne Fabre/SSAC
Tidak hanya sampai disitu saja dengan mengamati hasil karya struktur bangunan ini  dapat disimpulkan telah terbangun pola kerjasama sosial diantara Neanderthal ini.  Mereka secara bersama  bekerja sama  mematahkan stalagmite yang ada di dalam gua tersebut dan mengolahnya menjadi 400 potongan yang ukurannya hampir sama. Jika kita jumlahkan ukuran potongan ini panjangnya mencapai 112,4 meter dengan berat mencapai 2.000 kg.

rekonstruksi keahlian Neanderthal menggunakan alat. Photo: Jaroslav A. Polák | Flickr
rekonstruksi keahlian Neanderthal menggunakan alat. Photo: Jaroslav A. Polák | Flickr
Mereka membangun struktur bangunan kuno ini dengan formasi yang unik dengan ketinggian sekitar lutut.  Di duga formasi struktur bangunan ini terkait dengan kegiatan ritual.

Dari hasil analisa lukisan karya mereka di dinding gua, dapat disimpulkan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu mereka sudah mulai berburu hewan, memotong dan memasak merpati liar, mulai makan sayuran, merawat orang tua serta menguburkan mayat orang tua mereka yang meninggal.  Di masa ini diduga untuk pertama kalinya mereka membuat perhiasan.

Rujukan:  Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun