Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampak Batu Tertua di Dunia Berumur 45.000-49.000 Tahun

11 Mei 2016   06:19 Diperbarui: 11 Mei 2016   07:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecahan mata kampat tertua di dunia berusia sekitar 49 ribu tahun. Photo: Australian National University

Pecahan mata kampak yang ditemukan pada tahun 1990 an di Australia Barat setelah dianalisa ternyata merupakan mata kampak zaman batu yang tertua di dunia.  Hasil analisa menunjukkan bahwa mata kampak yang berukuran sekitar  6 cm tersebut diperkirakan berusia 45.000-49.000 yang bersamaan waktunya dengan datangnya manusia di benua Australia.

Tidak pelak lagi penemuan ini merupakan bukti awal teknologi sederhana yang digunakan manusia untuk dapat bertahan hidup.

Sebenarnya masih banyak temuan sejenis yang berhasil dilakukan, namun tidak setua pecahan yang satu ini.  Sebagai contoh temuan mata kampak pada tahun 2010 lalu di wilayah Australia Utara diperkirakan hanya berusia lebih muda yaitu 10.000 tahun.

kampak3-57326c330323bd110de0f0c1.jpg
kampak3-57326c330323bd110de0f0c1.jpg
ini dia pecahan mata kampak tertua di dunia. Photo: Janie Barrett 
kampak1-57326b0783afbdb01956bb27.jpg
kampak1-57326b0783afbdb01956bb27.jpg
Walaupun pecahan mata kampak ini sangat kecil namun temuan ini sangat penting bagi sejarah penyebaran manusia. Photo: Janie Barrett
kampak6-5732792d0323bd370de0f0cc.jpg
kampak6-5732792d0323bd370de0f0cc.jpg
Kampak batu kuno yang dikembangkan oleh orang Aborigin. Sumber: Australian National University

Di jepang juga pernah ditemukan mata kampak yang diperkirakan berusia 35.000 tahun.  Temuan sejenis juga ada dibeberapa negara namun era pembuatannya diperkirakan rata rata berumur 10.000 ribu tahun yang lalu, yaitu di era dimulainnya pertanian.

Pecahan mata kampak yang ditemukan oleh Prof. O’Connor ini ditemukan di gua batu di wilayah taman nasional Winjana George National Park.  Dari hasil uji karbon pecahan mata kampak tersebut berusia 48.875-43.941 tahun.

Untuk menghasilkan alat sederhana ini diduga manusia kuno membuatnya dengan melakukan  pukulan ke batu yang tidak mudah pecah  paling tidak sebanyak 800 kali agar permukaan mata kampak tersebut halus, tajam dan dapat digunakan sebagai alat.  Penajaman dilakukan dengan cara menggosok ujung mata kampak dengan batu lainnya.

kampak2-57326b87c4afbdd21dbbe227.jpg
kampak2-57326b87c4afbdd21dbbe227.jpg
Carpenter Rock merupakan wilayah awal hunian manusia di Australia. Photo: Archeology Australia

Hasil analisa menunjukkan bahwa teknologi pembuatan alat ini ternayata tidak menyebar seiring dengan menyebarnya manusia kuno di Australia mengingat dari hasil temuan kampak-kampak batu di berbagai wilayah Australia usianya tidak lebih dari 3.000 tahun saja.

kampak5-573278aa2f7a6189048b4568.jpg
kampak5-573278aa2f7a6189048b4568.jpg
Orang Aborigin menghubi Australia puluhan ribu tahun sebelum Kapten Cook mendarat tahun 1770. Photo: The Australian.

Ada dua teori terkait manusia kuno Australia ini terkait penemuan ini, yaitu Pertama ada dua kelompoak manusia kuno yang menempati Australia atau yang kedua ternologi pembuatan kampak tersebut tidak berkembang dengan baik dan tidak digunakan sampai ribuan tahun kemudian.

kampak4-573278117097731d048b456a.jpg
kampak4-573278117097731d048b456a.jpg
Sejarah asal usul orang aborigin Australia berdasarkan analisa DNA. Photo: i.ytimg.com 

kampak7-573280345a7b61211011ff94.jpg
kampak7-573280345a7b61211011ff94.jpg
Timeline migrasi manusia. Sumber: /www.migrationheritage.nsw.gov.au

Tidak pelak lagi penemuan ini menggugurkan hiphotesis bahwa teknologi yang digunakan oleh  orang aborigin di era awal masuk ke Australia sangat primitif.  Disamping itu temuan ini menguatkan teori  teori bahwa orang aborigin merupakan bagian dari cabang manusia modern yang berasal dari Afrika yang sesampainya di Australia mengembangkan teknonoginya sendiri untuk bertahan hidup di benua Australia yang penuh dengan tantangan.

Sumber:

  1. Satu
  2. dua
  3. tiga
  4. Empat
  5. lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun