Banyak kalangan yang menyatakan keluarnya Mahathir dari partai UMNO yang dibidaninya tersebut merupakan ungkapan rasa frustrasi akan semakin memburuknya demokrasi dan kebebasan berpendapat serta korupsi yang sudah menggurita.
Indonesia telah melalui proses pergolakan demokrasi itu pada tahun 1998, namun ternyata setelah 18 tahun kemudian rakyat Malaysia baru mengungkapkan perasaannya bahwa di samping perut, mereka juga butuh demokrasi dan kebebasan berpendapat. Mungkin Mahathir baru menyadari bahwa rakyat kenyang itu memang perlu, tapi di samping kenyang, rakyat Malaysia ternayata juga butuh kekebasan berpendapat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!