Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dapatkah Kemunculan Uban Ditunda?

5 Maret 2016   06:07 Diperbarui: 5 Maret 2016   08:24 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Perbandingan rambut Obama tahun 2007 dan 2013.|Photo: Jim Young, Kevin Lamarque/Reuters "][/caption]Bagi sebagian orang rambut beruban yang merupakan salah tanda alamiah penuaan terkadang datangnya lebih awal dari rata-rata kebanyakan orang. Rambut beruban terkadang banyak dihindari orang karena menimbulkan kesan tua. Oleh sebab itu banyak cara yang saat ini meciptakan industri yang khusus mengatasi rambut beruban ini dengan berbagai cara mengatasinya dengan cat rambut yang sedang booming.

Para ilmuwan memang sudah lama berupaya menguak rahasia rambut beruban ini. Banyak pertanyaan yang muncul terkait apakah uban merupakan pertanda penuaan semata atau terkait dengan kondisi kesehatan tertentu yang membuat seseorang rambutnya beruban lebih awal. Setelah melalui jalan panjang dan berliku akhirnya 2 hari yang lalu para ahli genetik dari University College of London mempublikasikan hasil temuannya di the journal Nature Communications.

Para peneliti ini berhasil menemukan gen IRF4 yang bertanggung jawab mengatur pigmen melanin yang bertanggungjawab pada warna rambut, kulit dan mata. Hasil temuan ini didasarkan atas analisa DNA sebanyak 6300 orang yang berasal dari 5 negara Amerika Latin yang memungkinkan mereka menentukan secara tepat gen yang bertanggung jawab terhadap kemunculan uban ini.

Lima negara yang diambil sampel DNA tersebut adalah laki-laki dan perempuan dari Brazil, Colombia, Chile, Mexico dan Peru yang dianggap sebagai negara negara yang berpenduduk mengalami masa munculnya uban yang sedang. Disamping itu sampel lain yang diambil adalah dari negara Eropa yang termasuk masa berubannya cepat dan umum terjadi, serta penduduk asli Amerika dan Afrika yang masa berubannya dikategorikan sebagai lambat. Data empiris menunjukkan bahwa Kejadian rambut beruban dan munculnya uban lebih dini pada orang yang memiliki nenek moyang dari Eropa memang lebih umum terjadi jika dibandingkan dengan ras lainnya.

[caption caption="Disamping gen yang bertanggung jawab terhadap kemunculan uban juga ditemukan gen lain. | Sumber: Nature"]

[/caption]Disamping menemukan gen yang langsung bertanggungjawab pada kemunculan uban ini, para peneliti juga menemukan gen yang bertanggungjawab terhdap munculnya rambut keriting dan ketebalan jenggot dan jambang, ketebalan alis. Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa munculnya uban bukan hanya semata mata dikendalikan oleh gen saja, namun juga dipengaruhi oleh stress dan pengalaman traumatik yang dialami oleh seseorang.

Dapatkan uban dicegah kemunculannya?

Penemuan yang dianggap penemuan pertama yang menguak rahasia di balik munculnya uban ini tentu saja mengundang berbagai pertanyaan lanjutan, sperti dapatkan kemunculan uban ditunda? Atau jika seseorang sudah beruban rambutnya, dapatkah dikembalikan ke warna aslinya?

Gen IRF4 ini berperan sekitar 30% dalam kemunculan uban, sedangkan 70% lainnya dipengerauhi oleh umur, stress dan pengaruh lingkungan lainnya.

Ke depan, dengan ditemukannya gen yang bertanggungjawab langsung terhadap munculnya uban ini, para peneliti memiliki keyakinan akan dapat diciptakan obat yang secara khusus mempengaruhi jalur dihasilkannya melanin. Disamping itu dengan teknologi rekayasa genetik sangat dimungkinkan untuk menunda munculnya uban ini dan bahkan mengembalikan rambut yang sudah beruban kembali ke warna aslinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun