Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Australia dihebohkan skandal ayam organik

17 Februari 2016   08:07 Diperbarui: 17 Februari 2016   11:01 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika di Indonesia yang sering menghebohkan adalah kenaikan harga daging ayam, di Australia justru kehebohan seringkali muncul terkait dengan kualitas daging dan telur ayamnya. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir saging ayam kepopulerannya sudah mengalahkan daging sapi dan diperkirakan kecenderungan ini semakin meningkat mengingat adanya kampanye kesehatan yang menghubungkan daging merah terkait dengan kejadian kanker.

Konsumsi berbagai macam daging di Australia. Sumber

Jika dibandingkan dengan konsumsi daging ayam orang Indonesia, rataan konsumsi daging ayam masyarakat Australia masih jauh lebih tinggi, yaitu 43,9 kg per tahun per kapita. Disamping itu masyarakat Australia setiap tahunnya membelanjakan sebesar $5,6 Milyar untuk produk yang terkait dengan daging ayam. Dengan besarnya uang yang dibelanjakan ini wajar saja jika konsumen di Australia sangat menaruh perhatian dalam hal kualitas daging dan telur ayam yang mereka beli.

Perbandingan cara pemeliharaan dengan sistem free range dengan sistem konvensional dapat dilihat pada gamber berikut:

 

Cara pemeliharaan ayam dengan diumbar (free range) sumber

Cara pemeliharaan ayam petetur sistem free range. sumber: Jessica Luca/Flickr

Cara pemeliharaan ayam pedaging konvensional skala besar. Sumber

Cara pemeliharaan ayam petelur konvensional. sumber 

Dalam kurun waktu 15 tahun terkahir ini produk telur dan daging ayam organik yang berasal dari peternakan ramah lingkungan sudah membanjiri pasar. Disamping itu produk telur dan daging yang diberi lebel “free range” atau dipelihara dengan sistem diumbar juga membanjiri pasar. Pada intinya telur dan daging ayam yang diberi lebel “organic” dan “free range” biasanya harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan pemeliharana ayam dengan cara dikandangkan yang sedikit demi sedikit mulai menghilang di pasaran karena adanya aturan yang terkait dengan “animal right”.

Kriteria daging ayam organik. Sumber

Masalah label pada produk makanan di Australia merupakan hal yang sangat serius. Banyak kasus yang diputuskan oleh pengadilan yang memberikan denda yang sangat besar karena produsen dinilai terbukti mengelabui konsumen karena produk yang diberi label tersebut kualitasnya tidak sesuai dengan yang dinyatakan di label tersebut.

Dengan membanjirnya produk telur dan daging ayam organik tentunya konsumen sangat percaya bahwa produk yang dibelinya tersebut berkualitas superior baik dari segi pemeliharaanya yang diumbar, bebas bahan kimia dan lebih baik bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Melalui pertimbangan ini semua, maka konsumen mau membeli produk tersebut dengan harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan cara pemeliharaan konvensional.

 

Baru baru ini seorang konsumen tidak saja memboikot namun juga sekaligus menuntut karena produk daging ayam dan telur yang dibelinya dengan merek Lilydale yang diberi label organik ternyata setelah diselidikinya tidak sesuai dengan label tersebut. Hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa ayam dan telur tersebut ternyata walaupun dipelihara dengan sistem free range namun diberi makan yang mengandung biji bijian dan leguminosa hasil rekayasa genetik.

Telur ayam organik yang ada di pasaran. Sumber

Tidak pelak lagi berita ini menjadi heboh nasional karena produk Lilydale yang sangat terkenal dan membanjiri pasaran ini dimiliki oleh perusahan peternakan ayam terbesar di Australia yang bernama Baiada.

Kehebohan ini memang dapat dimaklumi mengingat harga daging dan telur ayam organik ini biasanya mencapai 2 kali lipat lebih mahal dari harga daging dan telur ayam biasa. Biasanya restoran terkenal kelas atas hanya menyajikan daging dan telur ayam organik sebagai salah satu cara promosi dan penjaminan kualitas restorannya.

Kepercayaan konsumen memang telah dikhianati oleh perusahaan yang ingin mengambil untung banyak. Diduga kasus ini merupakan fenomena gunung es dimana kemungkinan besar akan banyak ditemukan penipuan konsumen sejenis ini.

Jika nanti hasil penyelidikan pihak berwenang membuktikan prektek penipuan ini besar maka sudah dapat dipastikan perushaan yang melakukan penipuan ini akan mendapatkan hukuman besar dan juga denda dalam bentuk uang yang sangat besar.  Jika hal ini terjadi sudah dapat dipastikan reputasi perusahaan tersebut akan hancur dan kemungkinan perusahaan tersebut bangkrut karena akan sangat sulit mendapatkan kepercayaan kembali dari konsumen.

Di negara maju konsumen memang sudah sangat memperhatikan masalah kualitas. Konsumen rela membeli dengan harga lebih mahal karena kualitasnya lebih baik. Sebaliknya di negara yang sedang berkembang masalahnya masih bertumpu di kuantitas. Pola pikir konsumen masih terpaku pada produk yang dibelinya tersebut harus murah dan banyak.

Maka tidak heran jika ayam mati kemaren (tiren),  ayam berformalin dan telur berkualitas sangat rendah masih beredar di pasaran. Maka tidak heran jika ada anekdot bahwa superman banyak ditemukan di Indonesia karena orang sudah sering makan makanan yang berformalin tanpa disadari sehingga anggota tubuhnya kebal dari segala penyakit, apalagi ditambah dengan minum jamu tolak angin maka semakin sepurnalah superman itu.

Ilustrasi Judul. Daging ayam organik dan free range banyak mendominasi pasaran daging ayam di Australia. Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun