Terlepas dari kontroversi Tawan si Iron Man dengan tangan robotiknya, minggu ini kelompok peneliti dari Melbourne Medical research Australia yang didanai oleh the Australian Defence Health Foundation dan the US Defence Department telah berhasil melakukan uji coba hasil kreasi teknologinya yang jika berhasil akan dapat membantu orang yang mengalami kelumpuhan untuk dapat berjalan lagi.
Hasil temuan ini dinamai “Bionic Spinal Cord” yang cara kerjanya melibatkan perintah otak si pemakainya. Alat ciptaan kelompok peneliti ini berupa stentrode yang besarnya seukuran klip penjempit kertas.
Alat yang bekerja berdasarkan aktivitas otak ini ditanamkan dalam pembuluh darah yang berdekatan dengan otak di sebelah atas bagian yang dinamakan motor cortex yang merupakan bagian dari otak yang mengontrol pergerakan.
Bagian dari perangkat “Bionic Spinal Cord” yang ditanamkan di dada. Sumber
Alat ini berfungsi untuk mengkonversi signal ke perintah elektronik untuk selanjutnya perintah elektronik ini dihubungkan dengan kursi roda khusus atau kaki elektronik. Berdasarkan prinsip kerja ini maka orang yang mengalami kelumpuhan dapat berjalan lagi dengan kaki bioniknya. Tidak hanya sampai disitu saja, alat ini akan dihubungkan dengan tangan bionik sehingga penderita kelumpuhan memiliki kebebasan bergeraknya kembali. Lihat videonya di sini
Keunggulan dari teknologi ini dibandingkan dengan teknologi sebelumya adalah si pengguna dengan berjalannya waktu dapat mengenal dan berlatih cara mengontrol bagian sepsifik dari anggota tubuhnya yang ingin digerakkan berdasarkan perintah yang ada dalam pikirannya.
Salah satu keunggunlan dari “Bionic Spinal Cord” adalah tidak diperlukannya operasi besar dalam menanamkan alat ini yaitu hanya melalui prosedur melubangi tengkorak melalui prosedur craniotomy dan selanjutnya menyelipkan alat ini.