Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Skandal Match Fixing Hantui Australia Open 2016

19 Januari 2016   05:23 Diperbarui: 19 Januari 2016   07:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu contoh kasus match fixing yang disoroti adalah pertandingan antara juara bertahan Davydenko yang pada saat itu menduduki rangkin 4 dunia dengan pemaian rangking 91 dunia asal argentina yang bernama Vassallo Arguello di kejuaraan Polandia terbuka pada tahun 2007.

Salah satu kasus yang diduga merupakan match fixing terjadi tahun 2007 melibatkan Nikolay Davydenko (kanan) dan Vassallo Arguello (kiri), Photo: AFP


Saat itu pasar taruhan menempatkan jumlah uang yang sangat besar yaitu $3,6 juta jika Davydenko kalah. Pada set kedua ternyata pemain Rusia ini mengeluhkan sakit pada lututnya dan mengundurkan diri pada set ketiga untuk mengatur hasil pertandingan. Walhasil Vassallo Arguello dinyatakan menang dan para penjudi mengantongi uang dalam jumlah yang fastastis. Serangkaian investigasi memang telah dilakukan terkait kasus match fixing ini, namun tidak pernah menghasilkan sesuatu dan selalu menyatakan bahwa tidak ada yang bersalah.

Kita memang sering terheran heran ketika seorang pemain dengan peringkat dunia yang sangat tinggi tiba-tiba saja kalah straight set dengan pemaian yang peringkatnya jauh sekali dibawahnya bahkan oleh pemain tidak ternama. Dengan asumsi mereka semuanya professional kita seringkali menelan mentah-mentah hasil  kekalahan ini sebagai akibat tidak primanya pemain tersebut.

Namun dengan terungkapnya sandal match fixing ini yang melibatkan mafia perjudian dunia, kita seolah menonton panggung sandiwara dimana para pemain yang kita percaya akan menjaga profesionalismenya ternyata adalah pemain sandiwara yang sangat hebat tanpa kita sadari.

Semoga saja match fixing yang diduga merupakan fenomena gunung es dalam dunia tennis professional ini dapat segera terungkap sebagaimana yang terjadi pada dunia sepakbola.

Ilustrasi judul : Australia Open 2016 yang  dimulai senin lalu dihantui  skandal match fixing. Sumber

Sumber:
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima

Enam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun