Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahasa Indonesia Terpopuler di Kalangan Siswa Prasekolah di Australia

13 Januari 2016   05:20 Diperbarui: 13 Januari 2016   07:13 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jika ingin melihat suasana sekolah yang menyenangkan bagi siswa tampaknya kita paling tidak harus menengok Australia. Kita tidak akan pernah melihat siswa kindergarten, primary maupun secondary school yang pergi ke sekolah dengan menyandang ransel besar berisikan setumpuk buku dengan wajah lelah dan kuyu.  Kitapun tidak akan melihat siswa sekolah disibukkan dengan pekerjaan rumah setiap harinya. Bergairahnya siswa untuk pergi ke sekolah paling tidak mencerminkan suasana sekolah yang menyenangkan di Australia.

Berangkat dari kenyataan di lapangan bahwa minat siswa untuk mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris yang semakin menurun, pemerintah Australia pada tahun 2015 menyediakan dana sebesar $9,8 juta untuk program uji coba yang dinamakan dengan The Early Learning Languages Australia (ELLA). Program ini dimaksudkan agar bahasa asing dapat diperkenalkan pada usia dini untuk meningkatkan minat mempelajari bahasa asing dan juga agar “bahasa ibu” anak-anak yang orang tuanya tidak berlatar belakang bahasa Inggris tidak hilang.

Siswa berumur 4 tahun dari Explore & Develop in Camperdown, Sydney  yang terlibat dalam proyek percontohan. Photo: Justin Lloyd, News Corp Australia

Program ELLA ini melibatkan sebanyak 1764 siswa preschool dari 41 preschool yang tersebar di seluruh Australia dengan kisaran usia 3-4 tahun. Bahasa asing yang di uji dalam proyek percontohan ini adalah bahasa Mandarin, Jepang, Perancis, Arab dan Indonesia.

Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga membuat siswa senang belajar bahasa. Photo: Early Learning Languages Australia, AAP

Basis dari proyek percontohan ini adalah pembelajaran bahasa  beberbasis IT yang semua bahan pengajaran, panduan bagi guru, panduan bagi orang tua dan materi pendukung lainnya dikemas dalam software yang sangat menarik dan disesuaikan dengan umur dan kemampuan siswanya. Dalam mempelajari bahasa asing ini,  siswa preschool menggunakan iPad yang khusus dirancang baik hardware maupun software secara khusus sehingga menarik bagi siswa penggunanya.

 

Siswa dan guru dari Victorian preschool  yang terlibat dalam proyek percontohan pembelajaran bahasa asing diusia dini mempelajari bahasa asing dengan sistem pembelajaran berbasis IT. Photo : DAVID CROSLING News Corp Australia

Hasil evaluasi program yang baru saja dikeluarkan kemarin  oleh pemerintah Australia menunjukkan bahwa siswa preschool sangat menyukai metode pembelajaran bahasa asing berbasis IT ini. Hal ini tercermin dari tingginya siswa preschool mengakses materi pembelajaran bahasa asing, yaitu 5 kali dalam seminggu.

Hasil evaluasi ini juga menunjukkan bahwa belajar bahasa asing dapat dimulai sejak usia dini dan dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang sangat menyenangkan tanpa adanya tekanan dan paksaan baik dari pihak guru maupun orang tua siswa.

Hal yang paling menarik dari hasil studi yang baru saja diumumkan ini adalah bahasa Indonesia ternyata merupakan bahasa yang paling mudah dipelajari sekaligus yang paling digemari oleh siswa preschool jika dibandingkan dengan bahasa Mandarin, Jepang, Perancis dan Arab. Bahasa Indonesia boleh saja dikatakan bahwa yang baru berkembang, namun ternyata dikalangan siswa preschool di Australia ternyata bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terpopuler.

Hasil studi ini membuat pemerintah Australia dan juga the president of the Australian Federation of Modern Language Teachers Association akan memprogramkan pembelajaran bahasa asing sejak usia dini di seluruh sekolah di Australia mulai tahun 2017 mendatang.

Dalam pertemuan antara Menteri Pendidikan RI dan Menteri pendidikan, Menteri perindustrian serta Menteri Luar Negeri Australia beberapa waktu lalu telah disepakati upaya kedua negara dalam mempopulerkan kembali pembelajaran bahasa Indonesia di Australia.

Bahasa Indonesia memang pernah menjadi 3 bahasa asing utama di Australia di era tahun 70 dan 80 an. Setelah melewati periode tersebut tampaknya kejayaan bahasa Indonesia secara perlahan memudar. Sebenarnya menurunnya minat siswa dan mahasiswa Australia tidak hanya terjadi pada bahasa Indonesia saja, namun juga terjadi pada bahasa asing lainnya.  Data empiris menunjukan bahwa proprsi siswa year 12 yang mempelajari bahasa asing menurun dari 50% pada tahun 1960 menjadi hanya 12% pada saat ini.

Ada dua penyebab utamanya dari penurunan minat ini, yaitu pertama anggapan siswa dan mahasiswa bahwa mempelajari bahasa Inggris sudah cukup untuk menunjang karir dan masa depannya dan dapat dipakai secara luas di dunia. Sedang faktor kedua adalah pemotongan anggaran pemerintah terkait pembelajaran bahasa asing di sekolah dan di universitas di seluruh Australia.

Pemotongan anggaran yang cukup signifikan untuk pembelajaran bahasa asing  ini terjadi dalam era pemerintahan Perdana menteri Kevin Rudd, Julie Gillard dan Tony Abbott.  Dengan keterbatasan anggaran ini umumnya bahasa asing hanya diwajibkan pada tingkat primary school saja (setara dengan Sekolah Dasar), sedangkan di tingkat selanjutnya bahasa asing hanya merupakan pelajaran pilihan. Dengan pertimbangan efisiensi pendanaan, jika di sekolah atau di universitas peminatnya sedikit maka bahasa asing tersebut tidak dijarkan.

Hasil evaluasi proyek percontohan pembelajaran bahasa asing yang menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang paling disukai oleh siswa preschool dan juga kesepakatan kedua negara untuk mengambil langkah-langkah yang akan mendukung peningkatan minat pembelajaran bahasa Indonesia di Australia diharapkan menjadi angin segar dan era baru dalam mengembalikan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing utama di Australia.

Ilustrasi judul : Siswa preschool di Logan Community Child Care Centre di  Queensland yang terlibat dalam proyek percontohan pengenalan bahasa asing di usia dini. Sumber :News Corp Australia

Sumber acuan:

Satu

Dua

Tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun