Data yang dikumpulkan dari WHO menunjukkan bahwa penyakit demam berdarah berkembang pesat dari hanya menjangkiti 9 negara, sampai saat ini telah berkembang di 100 negara.
Saat ini WHO mengkategorikan penyakit demam berdarah yang menular melalui gigitan nyamuk ini sebagai penyakit yang paling pesat penyebarannya, dimana kasusnya meningkat 30 kali dalam kurun waktu 50 tahun. Jika penyebaran penyakit ini tidak segera diatasi maka demam berdarah akan mengancam 67 juta penduduk di Asia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami permasalahan demam berdarah ini tentu saja perlu mewaspadai dugaan akan mewabahnya penyakit demam berdarah kali ini.
Â
Data empiris yang telah dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan keterkaitan antara fenomena iklim El Nino dengan mewabahnya penyakit demam berdarah di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Data tersebut mengungkap keterkaitan kejadian luar biasa demam berdarah yang terjadi di 273 provinsi di 8 negara ASEAN dalam kurun waktu 18 tahun yaitu 1993-2010 yang telah menjangkiti 3,5 juta orang.
Mewabahnya demam berdarah ini dikaitkan dengan meningkatnya suhu udara jika dibandingkan dengan rataan suhu normal. Peningkatan suhu udara akibat fenomena El Nino kali ini memang sangat mengkhawatirkan dan perlu diantisipasi dengan baik dampaknya. Peningkatan suhu terutama di kawasan ASEAN ini tidak saja menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim, namun juga dampak lanjutannya yaitu mewabahnya penyakit yang terkait dengan peningkatan suhu ini.
Para ilmuwan menyatakan bahwa El Nino yang terjadi pada tahun 2015 yang berlanjut pada paruh awal tahun 2016 merupakan yang paling parah dalam abad ini. Kombinasi antara perubahan iklim dan fenomena El Nino menyebabkan terjadinya badai, banjir dan kekeringan yang melanda di berbagai wilayah di belahan bumi.
Pola keterkaitan antara mewabahnya penyakit demam berdarah dengan fenomena Al Nino ini memang perlu diwaspadai oleh Indonesia, karena hampir dipastikan memasuki perubahan musim ini dan juga dimulainya musim hujan kali ini demam berdarah diprediksi akan mewabah.
Apa yang perlu dilakukan
Dalam mengantisipasi mewabahnya penyakit demam berdarah kali ini Indonesia perlu mempelajari pola perubahan penyebaran penyakit demam berdarah yang pernah melanda Indonesia. Data empiris menunjukkan bahwa pada tahun 2010 demam berdarah umumnya merebak di sebagian besar Kalimantan, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali, serta Sulawesi.
Â
Â
Pada tahun 2011 terjadi perubahan pola penyebaran yang cukup drastis dimana demam berdarah menyebar di Sumatera Barat dan Utara, Bali dan sebagian Sulawesi.Pada tahun 2012 demam berdarah kembali merebak di Kalimantan, Sulawesi dan juga di sebagian Sumatera. Pada thaun 2013 Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera kembali menjadi wilayah penyebaran penyakit demam berdara.
Data ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2010-2013 sebagian wilayah Sulawesi dan Bali merupakan daerah yang selalu menjadi penyebaran penyakit demam berdarah ini.
Relatif bebasnya wilayah di pulau Jawa atas mewawahnya penyakit demam berdarah ini kemungkinan tidak terlepas dari upaya yang kuat dari pihak terkait dalam mengantisipasi dan mengatasi demam berdarah yang pernah melanda pulau Jawa pada thuan 2010.
Dengan melihat perubahan pola penyebaran ini diharapkan pihak terkait dapat mengantisipasi prediksi mewabahnya penyakit demam berdarah kali ini melalui pengawasan, pencegahan dan penanganan penyakit ini secara melekat.
Mewabahnya penyakit demam berdarah tidak terlepas pada peningkatan suhu. Pakar kesehatan masyarakat menyebutkan bahwa meningkatnya suhu udara akan menambah aktif virus demam berdarah dalam inang yaitu nyamuk Aegis Egyptii. Oleh sebab itu wabah demam berdarah perlu diatasi dengan mengontrol lingkungan dengan baik.
Beberapa tindakan yang kelihatannya sangat sederhana dapat berdampak besar mengurangi penyalit demam berdarah ini. Tindakan sederhana ini dapat meliputi kampanye pengenalan dan antipasti demam berdarah agar masyarakat sadar akan bahayanya demam berdarah dan tau cara menghindarinya dan mengatasinya jika sudah terjadi.
Tindakan pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan kampanye hidup sehat dan kebiasaan membersihkan lingkungan dan memastikan tidak ada genangan air dan menutup tempat tempat persediaan air agar nyamuk pembawa virus ini tidak memiliki kesempatan untuk berkembang biak dengan pesat. Hal lain yang perlu dilakukan adalah menghilangkan semua tempat tempat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk ini.
Dinas kesehatan perlu mempersiapkan puskesmas dan juga rumah sakit terutama di wilayah yang selama ini penyakit demam berdarah mewabah. Dengan kondisi siap tanggap seperti ini diharapkan tidak lagi terlihat puskesmas dan rumah sakit kewalahan menangani pasien demam berdarah sehingga pasien perlu dirawat di lorong-lorong rumah sakit.
Â
Lokalisasi pasien demam berdarah di puskesmas dan rumah sakit perlu dilakukan, jangan sampai justru puskesmas dan rumah sakit menjadi tempat penyebaran penyakit demam berdarah dari pasien yang sudah terjangkit penyakit ini.
Disamping tindakan preventtif dan persiapan menghadapi mewabahnya penyakit demam berdarah ini, Indonesia perlu juga mendapatkan akses terhadap vaksin demam berdarah Dengvaxia yang mulai diperbolehkan digunakan dan dipasarkan pada bulan Januari pada tahun 2016 ini.
Indonesia perlu mewaspadai prediksi mewabahnya penyakiit demam berdarah ini dan mengansitipasinya dengan baik. Menganggap penyakit demam berdarah sebagai sesuatu yang biasa terjadi merupakan tindakan yang kurang bijaksana sekaligus kurang bertanggung jawab. Bukan tidak mungkin kombinasi antara anomali iklim akibat fenomena El Nino kali ini dan juga ketidaksiapan menghadapi mewabahnya penyakit demam berdarah ini akan berdampak fatal bagi kesehatan masyarakat.
Sumber photo judul : surabaya.tribunnews.com
Tambahan informasi :
http://www.kompasiana.com/rrnoor/menyambut-2016-bumi-semakin-memanas_5685d37341afbdd210de5451
http://www.kompasiana.com/rrnoor/kesepakatan-bersejarah-di-cop21-paris_566cacd7c323bd330525e324
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H