![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/12/29/sanofi4-568213d5b79373df042677df.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Apabila vaksin demam berdarah ini telah disetujui penggunaanya secara luas, maka pada tahun 2018-2019, Sanofi sebagai perusahaan yang mengembangkan vaksin ini akan mendapatkan penghasilan sebesar US$1 milyar setiap tahunnya dari hasil penjualan Dengvaxia ini. Biaya pengembangan dan penelitian vaksin ini selama 20 tahun terakhir ini mencapai US$1,6 milyar yang melibatkan 25 pengujian klinis dengan total relawan untuk dijadikan objek uji klinis mencapai 20 ribu orang.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/12/29/sanofi5-56821455f97a6194056e4701.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami permasalahan demam beradarah ini tentu saja akan mendapatkan manfaat besar dari penemuan vaksin demam berdarah ini. Rasa was-was dan khawatir mewabahnya demam beradarah ini terutama pada saat pergantian musim paling tidak dapat dikurangi dengan melakukan vaksinasi terhadap kelompok rentan seperti anak-anak dan orang tua.
Dalam mengantisipasi penggunaan vaksin ini diharapkan pemerintah dapat memanfaatkan vaksin ini sebagai salah satu cara penanggulangan penyakit demam berdarah di indonesia. Mengingat seringkali penyakit demam berdarah ini merupakan kejadian yang luar biasa mungkin pada tahap awal pemerintah perlu membuat program vaksinasi demam berdarah di daerah-daerah endemik melalui program prioritas, terutama bagi kelompak masyarakat yang rentan dan kurang mampu.
Sumber :
Sumber ilustrasi
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI