Keberadaan kamp tahanan politik Indonesia di Australia lama kelamaan mendapat simpati dan tentangan dari masyarakat Australia yang berujung pada permintaan masyarakat untuk menutup tempat penampungan tahanan politik Belanda di berbagai wilayah di Australia.
Atas berbagai tekanan tersebut dan juga tekanan langsung dari Perdana Menteri Australia saat itu Ben Chiefley, akhirnya pemerintah Belanda menyetujui penutupannya. Pada saat pembebasan tahan politik inilah Bapak Pontjopangrawit dan rekan rekannya memainkan kembali Gamelan Digul di Melbourne sebagai apresiasi dukungan masyarakat Australia terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1946, ketika para tahanan politik ini kembali ke Indonesia Gamelan Digul disumbangkan ke Museum Victoria sebagai ucapan terima kasih. Selanjutnya gamelan ini dipindahkan ke Departemen music Monash University pada tahun 1976.
Melihat potongan sejarah Gamelan Digul ini memang sangat mengharukan sekaligus membanggakan. Para pejuang kemerdekaan rela berjuang tanpa pamrih untuk meraih kemerdekaan yang saat ini kita nikmati bersama. Semoga anak bangsa ini dapat selalu mengenang dan menghargai pengorbanan mereka yang sangat luar biasa ini.
Sumber : ANMM
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H