Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gamelan Digul Jejak Perjuangan Anak Bangsa Melawan Penjajah Belanda

9 Desember 2015   05:51 Diperbarui: 9 Desember 2015   09:20 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan  kamp  tahanan politik Indonesia di Australia lama kelamaan mendapat simpati dan tentangan dari masyarakat Australia yang berujung pada permintaan masyarakat untuk menutup tempat penampungan tahanan politik Belanda di berbagai wilayah di Australia.

Salah satu publikasi internasional terkait dengan Gamelan Digul karya Margaret Kartomi pencinta gamelan. Photo: http://www.amazon.com

Atas berbagai tekanan tersebut dan juga tekanan langsung dari Perdana Menteri Australia saat itu Ben Chiefley, akhirnya pemerintah Belanda menyetujui penutupannya. Pada saat pembebasan tahan politik inilah Bapak Pontjopangrawit dan rekan rekannya memainkan kembali Gamelan Digul di Melbourne sebagai apresiasi dukungan masyarakat Australia terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1981 bonang pelog Gamelan Digul dimainkan oleh Ki Poediono (kiri) dan Margaret Kartomi (kanan) memainkan bonang slendro.  Bonang ini terbuat dari rantang. Photo: Tony Miller, Monash University Music Department

Pada tahun 1946, ketika para tahanan politik ini kembali ke Indonesia Gamelan Digul disumbangkan ke Museum Victoria sebagai ucapan terima kasih. Selanjutnya gamelan ini dipindahkan ke Departemen music Monash University pada tahun 1976.

Melihat potongan sejarah Gamelan Digul ini memang sangat mengharukan sekaligus membanggakan. Para pejuang kemerdekaan rela berjuang tanpa pamrih untuk meraih kemerdekaan yang saat ini kita nikmati bersama. Semoga anak bangsa ini dapat selalu mengenang dan menghargai pengorbanan mereka yang sangat luar biasa ini.

Sumber : ANMM

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun